dc.description.abstract | Adanya proses pembangunan di suatu wilayah menunjukkan bahwa wilayah tersebut berupaya untuk mencapai kesejahteraan masyarakatnya, indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu wilayah dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonominya. Adanya keterkaitan (dependensi) spasial yang saling berkaitan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi wilayah satu dengan wilayah disekitarnya, sehingga diperlukan pendekatan ekonometrika spasial yang dapat digunakan dalam analisis pemodelan pertumbuhan ekonomi antar wilayah yang berdekatan. Model spasial yang digunakan yaitu Langgrange Multiplier (LM) yang terdiri dari Spatial Autoregresive Model (SAR) dan Spatial Error Model (SEM) dengan menggunakan aplikasi Open Geoda. Pembobot spasial menggunakan Rook contiguity (persinggungan sisi). Hasil pengujian efek spasial menunjukkan model SAR yang digunakan dalam pemodelan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Jawa Timur. Analisis dari uji model terbaik juga menunjukkan bahwa model SAR lebih baik dibandingkan dengan OLS. Kriteria pemilihan model terbaik berdasarkan hasil AIC terkecil 98,7394 dan R-Squared terbesar sejumlah 0,51%. Hasil interaksi spasial kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur cukup tinggi yaitu sebesar 0,6180 dari rentan nilai 0 sampai dengan 1. Dampak tersebut dilihat melalui nilai intercept model sebesar 14,9219, dimana hasilnya menunjukkan bahwa aspek spasial berpengaruh terhadap kenaikan pertumbuhan ekonomi di masing-masing kabupaten/kota di Jawa Timur. Dengan variabel signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi adalah pendapatan asli daerah dengan elastisitas sebesar 1,1701, belanja modal dengan elastisitas sebesar -2,7149, namun untuk variabel tenaga kerja tidak signifikan pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. | en_US |