Budaya Kuliner Kaum Muda: Studi Etnografi Visual Foto Makanan dalam Akun Instagram di Jember
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi perkembangan kuliner pesat karena
ditemukan bentuk-bentuk kuliner yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan
permintaan sehingga membuat makanan bukan hanya sebagai komponen
kebutuhan dasar manusia namun juga sebagai transformsi kultural. Budaya
kuliner sudah terbentuk sangat lama dalam masyarakat kita dan memiliki
kekhasan tersendiri di tiap-tiap wilayah. Kekhasan kuliner di tiap-tiap wilayah ini
kemudian ditonjolkan melalui kebiasaan menfoto makanan oleh kaum muda yang
kemudian diunggah dalam akun instagram mereka. Foto/gambar makanan tersebut
kemudian mereka bagikan dengan mencantumkan informasi perihal kuliner
maupun momen pada saat berkuliner dengan semenarik mungkin. Selain
pemilihan gambar yang diunggah, mereka juga mencantumkan informasi pada
foto yang menunjukkan lokasi, harga dan ulasan mengenai rasa makanan yang
ditampilkan kepada pengikut ataupun pengunjung akun mereka.
Penelitian ini menggunakan teori practic of everday life milik de Certeau
(1988) yang menanalisis fenomena hidup sehari-hari, dengan memakai narasi dan
memori untuk melihat representasi dan tanda diciptakan melalui taktik dan
strategi sebagai pertemuan pengalaman sehari-hari dengan kepentingan kapital.
perkembangan kapitalisme salah satunya dapat dilihat dalam era kapitalisme
lanjut yang memunculkan efek budaya populer. De Certeau melihat bagaimana
subjek individu memperjuangkan kepentingan rasionalitasnya melalui
pengalaman yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Subjek individu
dalam penelitian ini adalah kaum muda yang menjadi aktif, pasif, kreatif bahkan
reaktif sehingga mereka menjadi consumer production dengan menyesuaikan
selera kaum muda.
Bourdieu (1984) menjelaskan bahwa selera dan konsumsi dibedakan
melalui konstruk sosial masyarakat. Dalam hal ini terdapat dominasi, prestise dan
perbedaan dalam masyarakat. Selera diperoleh dari sebuah kompetisi kultural
sebagai bentuk legitimasi perbedaan sosial. Bordieu berargumen selera juga
memperlihatkan bagaimana tindakan seorang aktor yang menduduki posisi
tertentu yang dilihat pada suatu ranah, posisi sosial dan kepentingan yang
berkaitan dengan posisi sosial sang aktor.
Penelitian ini menggunakan metode etnografi visual Sarah Pink sebagai
sumber informasi penelitian, yang berupa data visual dan juga data lapang.
Metode yang digunakan adalah refleksif, kolaboratif dan partisipatif. Lokasi
penelitian berada di Kabupaten Jember. Subjek yang dipilih adalah akun-akun
makanan yang sudah lama berada di jejaring sosial Instagram yang memiliki
puluhan ribu pengikut dan juga akun makanan yang masih baru terbentuk. Selain
itu terdapat pengikut akun makanan yang juga aktif mengunggah foto makanan di
halaman Instagram mereka maupun di instastory mereka. Metode pengumpulan
data dilakukan dengan mengumpulkan gambar atau foto yang diunggah oleh
kaum muda diakun instagram mereka dan dikategorikan sesuai dengan tema yang
peneliti ambil. Kemudia peneliti melakukan wawancara kepada kaum muda
tersebut, membicarakan bagaimana anak-kaum muda melakukan praktik
mengunggah foto dan mendiskusikan mengenai foto yang telah diambil dan yang
telah diunggah di akun makanan mereka. Selanjutnya peneliti menggunakan
catatan lapang sebagai data penujang penulisan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Dirkursus kuliner kaum muda
menujukan lintasan kuliner terbentuk melalui rencana dan tahapan yang berbeda
pada kuliner lampau, kekinian, campuran hingga kuliner rumahan, menjadikan hal
tersebut sebagai bentuk ekspresi kuliner kaum muda dengan memanfaatkan media
sosial. Kegiata yang mereka lakukan yakni mengunjungi tempat yang
menyediakan kuliner kekinian, kemudian menfoto kuliner tersebut,
mengunggahnya dan menyebarkaya melalui Instagram. Sehingga kegiatan yang
mereka lakukan memberikan keuntungan untuk diri mereka dan orang lain, juga
menfoto dan mengunggah foto makanan menjamur dikalangan kaum muda.
Unggahan gambar dan foto kuliner kaum muda merupakan representasi selera dan
budaya populer mereka, yang menunjukan bahwa mereka menggemari makanan
kekinian dan tidak meninggalkan makanan lama. Unggahan foto makanan yang
diunggah setiap hari juga berdasarkan keunikan, kelezatan serta durasi kebaharuan
makanan tersebut. Praktik sehari-hari kaum muda memanfaatkan media sosial
untuk survive dalam dunia digital pada rana lintasa kuliner yang sedang mereka
geluti sesuai dengan konsep de Certau dimana kaum muda tengah menciptakan
selera dan gaya hidup konsumsi kuliner masyarakat melalui menfoto makanan dan
mengunggahnya pada akun makanan di Instagram.