dc.description.abstract | Krisis keuangan selama dua dekade memberikan suatu pembelajaran bahwa
adanya krisis keuangan memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian,
terutama kredit. Risiko kredit menjadi suatu sinyal apabila terjadi pelunasan hutang
yang telah jatuh tempo. Adanya risiko kredit dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
internal dan faktor eksternal yang berasal dari makrokeonomi. Penelitian ini
menitikberatkan pada makroekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh variabel makroekonomi dalam risiko kredit di ASEAN-3.
Variabel makroekonomi yaitu pertumbuhan GDP, Inflasi, Nilai Tukar, Pengangguran
dan Tingkat Suku Bunga dengan variabel dependen risiko kredit yang di proksikan
dengan Non-Performing Loan (NPL). Penelitian ini menggunakan data panel dari
tahun 1999-2015 dengan cross-section tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan
Thailand. Metode analisis penelitian Generalized Method of Moment (GMM) Panel.
Hasil estimasi GMM Panel menunjukkan bahwa secara simultan variabel
makroekonomi yaitu inflasi, nilai tukar, pengangguran dan tingkat suku bunga
signifikan terhdadap NPL dengan arah koefisien positif, yang artinya apabila terjadi
kenaikan pada Inflasi, nilai tukar, pengangguran dan tingkat suku bunga akan
menaikkan variabel NPL. Variabel GDP sendiri tidak signifikan terhadap NPL
dengan nilai diatas dari nilai alpa (10%) dengan arah koefisen negatif, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh ketika terjadi perubahan pada GDP ke NPL
meskipun tidak secara langsung mempengaruhi. | en_US |