DAMPAK KEBIJAKAN KEUANGAN MIKRO TERHADAP TINGKAT KONSUMSI DAN TABUNGAN RUMAH TANGGA: SURVEI ASPEK KEHIDUPAN RUMAH TANGGA INDONESIA (SAKERTI) TAHUN 2000, 2007, 2014
Abstract
Keuangan mikro mempunyai dampak positif untuk menunjang pertumbuhan perekonomian. Lembaga keuangan mikro juga mempunyai dampak terhadap pergerakan laju konsumsi dan jumlah tabungan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dampak yang diberikan dari kebijakan keuangan mikro terhadap tingkat konsumsi dan tabungan rumah tangga. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data rumah tangga Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) dengan frekuensi tahun 2000, 2007 dan 2014. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan Panel Vector Autoregressive (PVAR) untuk mengukur dampak kebijakan keungan mikro terhadap tingkat tingkat konsumsi dan tabungan rumah tangga. Penggunaan metode PVAR memungkinkan untuk melihat dampak shock dari kebijakan keuangan mikro terhadap tingkat konsumsi dan tabungan rumah tangga melalui pergerakan impulse response function (IRF). Metode yang digunakan untuk mengevaluasi dampak yang diberikan oleh kebijakan keuangan mikro yaitu difference in difference dengan membagi rumah tangga menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama adalah rumah tangga yang terlibat dalam keuangan mikro formal dan kelompok kedua adalah rumah tangga yang tidak pernah terlibat dalam keuangan mikro formal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah pendapatan mempunyai dampak yang dominan terhadap tingkat konsumsi dan jumlah tabungan. Jumlah aset mempunyai dampak yang relatif besar terhadap jumlah tingkat konsumsi dan jumlah tabungan. Umur dan jumlah anggota rumah tangga mempunyai dampak yang signifikan terhadap tingkat konsumsi dan jumlah tabungan rumah tangga. Hasil uji empiris difference in difference menunjukkan bahwa rumah tangga yang mempunyai akses terhadap keungan mikro mempunyai tingkat konsumsi dan tabungan yang lebih tinggi dari pada rumah tangga yang tidak mempunyai akses terhadap lembaga keungan mikro. Mengacu pada hasil uji empiris, dapat dijadikan sebagai bahan referensi kebijakan bagi pemerintah untuk mengkontrol tingkat konsumsi dan tabungan masyarakat melalui kebijakan keuangan mikro.