MAKNA SIMBOLIS CANDI JAWI DI KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN
Abstract
Candi Jawi terletak di Dusun Jawi Desa Candiwates Kecamatan Prigen
Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Masyarakat sekitar mengenal candi ini
dengan sebutan Candi Prigen. Kakawin Nagarakretagama menyebutkan Candi Jawi
denganbeberapa nama, seperti: Sudharma, Dharmma, Jawa-jawa, Candi, dan
Sucandi. Fungsi dari Candi Jawi yaitu sebagai tempat Pendharmaan Raja Kertanegara
yang wafat pada tahun 1292 Masehi. Candi Jawi diperkirakan dibangun pada tahun
1304 M.
Candi Jawi merupakan salah satu kebudayaan fisik yang penuh dengan makna
simbol. Hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk yang berbudaya dan setiap
hasil kebudayaannya pasti terdapat simbol-simbol atau lambang-lambang tertentu di
dalamnya. Makna simbol pada Candi Jawi ini bisa diketahui melalui latar belakang
dari kebudayaan dan agama yang membentuknya.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana Latar
Geografis, Latar Historis, dan Latar Religius Candi Jawi?; (2) Apa Makna Simbolis
dari Bentuk-bentuk Visual pada Candi Jawi?. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai
oleh penulis adalah: (1) Menganalisis Latar Geografis, Latar Historis, dan Latar
Religius Candi Jawi; (2) Menganalisis Makna Simbolis dari Bentuk-bentuk Visual
pada Candi Jawi. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu: (1)
Bagi Peneliti dan Mahasiswa lain, sebagai sarana latihan dalam melakukan penelitian
dan penulisan karya ilmiah, latihan berfikir dan memecahkan masalah secara kritis
dan logis; (2) Bagi Ilmu Pengetahuan, memberikan sumbangan dalam dunia pendidikan pada pengajaran materi tentang Agama Hindu-Budha serta
peninggalannya. Dan bisa menarik nilai-nilai luhur yang terdapat pada Candi Jawi
yang masih relevan untuk diterapkan dikehidupan sekarang; (3) Bagi Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai salah satu referensi bagi Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur selaku pengelola situs sejarah di Jawa
Timur. Serta menambah referensi pada Candi Jawi dan bahan bacaan bagi
pengunjung Candi Jawi; (4) Bagi Almamater, sebagai salah satu pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi yaitu melaksanakan penelitian, sehingga dapat dijadikan
sebagai referensi kajian ilmu pengetahuan dan menerapkan ilmu yang didapatkan dari
kegiatan perkuliahan.
Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Sejarah dengan langkah-
langkah: heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Pendekatan yang digunakan
untuk mengkaji permasalahan yaitu Pendekatan Antropologi Budaya. Sedangkan
teknik pengumpulan sumber yang digunakan yaitu dengan menggunakan teknik
observasi, dokumentasi, dan wawancara. Sumber yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu sumber tertulis dan sumber lisan.
Kesimpulan yang dapat diambil secara garis besar dalam penelitian ini adalah
bahwasannya Candi Jawi ini merupakan tempat pendarmaan dari Raja Kertanegara
yaitu Raja terakhir Kerajaan Singhasari. Raja Kertanegara didharmakan di Candi
Jawi sebagai Siwa-Budha. Candi ini terdiri atas tiga tingkatan, (1) Kaki Candi,
merupakan bagian terbawah dari candi yang melambangkan manusia yang masih
dikuasai nafsu rendah seperti keserakahan, kebohongan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan hawa nafsu; (2) Badan Candi, merupakan lambang dari usaha
manusia untuk mengalahkan nafsu keduniawian; dan (3) Atap Candi merupakan
lambang dari kehidupan manusia yang sudah mencapai tingkat kesempurnaan.
Orientasi arah hadap Candi Jawi yaitu pada tempat yang dianggap paling tinggi dan
paling suci, yaitu Gunung Penanggungan.