dc.description.abstract | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh analisis kebutuhan sekolah SMA Negeri di
Kabupaten Jember yaitu pada mata pelajaran sejarah, model pembelajaran yang
digunakan pendidik belum memfasilitasi peserta didik untuk berfikir kesejarahan
(historical thinking skill ). Berdasarkan hasil observasi awal, sekolah yang
menerapkan model Acelerated learning belum menyajikan suatu upaya praktis
pemercepatan yang disukai oleh peserta didik, melainkan bersifat kurang edukatif dan
terdapat unsur keterpaksaan seperti sistem “drill”. Model pembelajaran yang
digunakan pendidik untuk menyampaikan materi sejarah telah diupayakan mengarah
pada kemampuan Historical Thinking Skill peserta didik. Walaupun, materi sejarah
pada kelas X yang terdapat peserta didik tergolong Generasi Z sudah
memperkenalkan beberapa bagian tentang keterampilan berpikir kesejarahan. Namun
upaya untuk memasukkan Historical Thinking Skill
dalam pembelajaran sejarah
tidak sepenuhnya berhasil. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis kebutuhan yang
menunjukkan bahwa ketercapaian 5 indikator dalam Historical Thinking Skill masih
rendah. Data historical thinking skill pada peserta didik di SMA Negeri 5 Jember
sebesar 34,30% dan pada SMA Negeri Kalisat sebesar 33,75%. Model pembelajaran
yang mampu meningkatkan 5 indikator dalam Historical Thinking Skill menjadi
dibutuhkan. Pengembangan model Accelerated Learning Integrated by Discovery
menjadi langkah peningkatan aspek Historical Thinking Skill siswa kelas X SMA di
Kabupaten Jember. | en_US |