Pengaruh Teknik Pembelajaran MURDER dalam Discovery Learning dan Inquiry Learning terhadap Tingkat Berpikir Geometri Siswa
Abstract
Geometri merupakan pokok bahasan matematika yang banyak terkait dengan
penerapan matematika dalam masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa banyak mengalami kesulitan dalam menerapkan pengetahuan geometrinya
karena mereka kurang memahami sifat-sifat bangun. Hal ini dapat berpengaruh
terhadap kemampuan mereka memecahkan masalah geometri dalam kehidupan
sehari-hari terutama bagi mereka yang mungkin akan memiliki profesi yang
tanggung jawabnya terkait dengan bangun datar dan ruang. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, memastikan bahwa siswa-siswa yang lulus sekolah
memiliki tingkat berpikir geometri yang memadai merupakan hal yang penting
untuk dilakukan oleh para guru matematika di sekolah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik
pembelajaran MURDER dalam inquiry learning dan discovery learning untuk
meningkatkan tingkat berpikir geometri siswa. Dari tujuan penelitian, maka
penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang menggunakan disain mix penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang menggunakan disain mix
methods tipe explanatory sequential design dimana peneliti mengumpulkan data
kuantitatif yang kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data kualitatif untuk
membantu menjelaskan atau menguraikan hasil kuantitatifnya.
Penelitian dilakukan terhadap 101 siswa yang terbagi dalam 3 kelas. Satu
kelas berfungsi sebagai kelas kontrol dan mendapatkan conventional learning
dalam proses pembelajarannya. Sedangkan 2 kelas yang lain berfungsi sebagai
kelas eksperimen, satu kelas menggunakan inquiry learning dan kelas yang lain
menggunakan discovery learning.
Alur kegiatan pembelajaran di ketiga kelas tersebut juga berbeda. Untuk
kelas yang menggunakan discovery learning, alur kegiatannya adalah stimulation –
problem statement – data collecting – data processing – veryvication – generalization. Sedangkan untuk kelas yang menggunakan inquiry learning, alur
kegiatannya adalah observation – questioning – hypotesis – gathering – conclusing.
Sedangkan kelas conventional learning menggunakan cara yang biasa dilakukan
terhadap kakak kelas mereka yaitu siswa mengerjakan teka-teki silang sebagai
tugas, siswa bersama guru membahas jawaban tugas tersebut bersama-sama.
Teknik pembelajaran MURDER juga dimasukkan kedalam proses
pembelajaran. Unsur-unsur dari teknik tersebut antara lain mood, understand,
recall, digest, expand dan review. Mood berarti guru mengusahakan agar siswa
senang dengan proses pembelajaran, understand berarti siswa memahami apa yang
dia pelajari, recall berarti siswa mampu mengingat kembali pelajaran yang telah
lalu, digest berarti siswa mampu menyelesaikan masalah kontekstual terkait.
Expand berarti siswa mampu memgembangkan pengetahuannya. Review berarti
siswa mampu menyampaikan kembali apa yang telah mereka pelajari.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan inquiry
learning memberikan nilai Sig. 0,00 < 0,05 dan untuk discovery learning adalah
0,01 < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara data nilai pretest
dan posttestmya. Sedangkan di kelas kontrol nilai 0,954 > 0,05 yang berarti tidak
ada perbedaan bemakna antara nilai pretest dan posttest.
Keefektivan relatif menunjukkan bahwa penggunaan teknik pembelajaran
MURDER dalam inquiry learning memiliki keefektifan yang tinggi untuk
meningkatkan tingkat berpikir geometri siswa. Sedangkan teknik pembelajaran
MURDER dalam discovery learning memiliki keefektifan yang sedang untuk meningkatkan tingkat berpikir geometri siswa.
Pembelajaran menggunakan inquiry learning dan discovery learning
menunjukkan peningkatan tingkat berpikir geometri yang lebih signifikan
dibanding conventional learning. Meskipun demikian, inquiry learning
memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan tingkat berpikir geometri
siswa jika dibandingkan dengan inquiry learning.