Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry Berbantuan Phet Simulation Pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sman 4 Jember
Abstract
Kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik selain yang
tertuang dalam tujuan pendidikan nasional adalah kemampuan-kemampuan abad
21. Penggunaan pendekatan yang berpusat pada peserta didik dalam kegiatan
pembelajarannya sangat dianjurkan. Seperti tertuang dalam kurikulum 2013 yang
mengamanatkan penggunaan pendekatan ilmiah/scientific dalam proses
pembelajarannya. Salah satu tuntutan yang harus dicapai dalam pembelajaran
kurikulum 2013 adalah kemampuan berpikir kritis. Untuk mencapai kemampuan
berpikir kritis siswa,diperlukan metode dan model pembelajaran yang tepat. Salah
satu yang dapat digunakan ialah model pembelajaran inkuiri terbimbing (quided
inquiry) dengan bantuan media simulasi PhET. Media simulasi PhET membantu
penyampaian pokok pembelajaran yang tidak dapat disampaian wujudnya secara
langsung seperti materi termodinamika. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa SMAN 4 Jember dengan model
pembelajaran guided inquiry berbantuan PhET simulation pada materi
Termodinamika.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penentuan sampel
penelitian menggunaan purposive sampling, dimana dalam pengambilan sampel
menggunakan pertimbangan tertentu. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri
4 Jember pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis berupa soal esai.
Indikator berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
indikator berpikir kritis menurut Facione yang memiliki enam indikator.
Pencapaian kemampuan berpikir kritis yang diperoleh siswa diketahui dar i
jawaban siswa atas sepuluh pertanyaan uraian yang diberikan. Adapun hasil
pencapaian siswa dalam enam indikator berpikir kritis adalah sebagai berikut,
pada indikator interpretasi pencapaian yang ditunjukkan siswa sebesar 82 yang
terkategori sangat tinggi. Kedua, pada indikator analisis sebesar 92,4 yang
terkategori sangat tinggi. Indikator ketiga, evaluasi dengan pencapaian sebesar
68,7 yang terkategori tinggi. Keempat ada indikator inferensi yang terkategori
sedang dengan pencapaian rata-rata siswa sebesar 42. Dan selanjutnya ada
indikator penjelasan dan regulasi diri yang sama-sama dalam kategori tinggi yaitu
dengan pencapaian masing-masing 69,7 dan 75. Dari enam indikator yang telah
diketahui pencapaiannya dapat dikatakan bahwa pencapaian kemampuan berpikir
kritis siswa SMAN 4 Jember terkategori tinggi.
Kemampuan yang menonjol dalam berpikir kritis yang dimiliki siswa
SMAN 4 Jember adalah kemampuan dalam menganalisis. Hal ini ditunjukkan
dengan pencapaian indikator analisis yang dicapai siswa lebih tinggi dari
indikator-indikator kemampuan berpikir kritis yang lain. Untuk kemampuan yang
kurang ada pada kemampuan inferensi, hal ini karena ditemukan banyak siswa
yang tidak menjawab atau menyebutkan variabel-variabel yang diminta.
Nilai hasil pembelajaran dengan inkuiri terbimbing berbantuan simulasi
PhET menunjukkan pencapaian yang lebih tinggi dari pada pembelajaran
sebelumnya. Pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi ini menunjukkan bahwa
adanya kemampuan berpikir kritis siswa yang tinggi. Dimana siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi maka hasil belajarkan akan meningkat.
Kemampuan berpikir kritis yang tinggi dikarenakan keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, khususnya dalam memperoleh informasi dan pengalaman
dengan bantuan PhET yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritisnya.