Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus pada Tn. S dan Ny. M dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang Tahun 2019
Abstract
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh satu atau lebih faktor. International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes Melitus di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai penyebab kematian urutan ke tujuh di dunia. Pada pasien DM akan menunjukkan tanda dan gejala poliuri, polidipsi, polifagi, parasthesia, klaudikasi intermitten, sehingga muncul masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.
Desain yang digunakan untuk penyusunan tugas akhir ini adalah laporan kasus yang bertujuan untuk mengeksplorasi Asuhan Keperawatan Pasien Diabetes Mellitus pada Tn. S dan Ny. M dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer. Partisipan terdiri dari dua orang pasien yang memenuhi kriteria partisipan. Pengumpulan data berdasarkan lembar WOD (wawancara, observasi dan dokumentasi). Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi masalah tersebut yaitu perawatan kaki, manajemen sensasi perifer dan senam kaki diabetik.
Hasil pengkajian kedua klien mengalami penurunan nilai ABI, terdapat parasthesia, terdapat nyeri ektremitas. Intervensi perawatan kaki, manajemen sensasi perifer dan senam kaki diabetik. Hasil implementasi selama 3 hari adalah tujuan tercapai (perfusi jaringan perifer meningkat), kedua klien menunjukkan tidak terjadi parasthesia, tidak terjadi nyeri, meningkatnya nilai ABI (Ankle Brachial Index).
Senam kaki diabetik efektif untuk meningkatkan perfusi jaringan perifer sehingga dapat diaplikasikan dalam mengatasi pasien diabetes mellitus dengan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Oleh karena itu, bagi perawat dapat diaplikasikan untuk menurunkan parasthesia, menurunkan terjadinya nyeri, menurunnya edema, meningkatnya nilai ABI (Ankle Brachial Index) pada pasien DM dengan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Diharapkan bagi penulis selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar acuan dalam melakukan terapi senam kaki diabetik, serta bagi keluarga pasien dapat diaplikasikan ketika masalah terjadi berulang,