dc.description.abstract | Peran perempuan masih menjadi isu publik yang selalu menarik untuk
diperbincangkan. Bahkan tak sedikit perempuan yang berhasil menempati posisi
strategis di berbagai bidang, salah satunya di sektor pemerintahan yakni kepala desa.
Pemimpin perempuan saat ini bisa dipandang sebelah mata, karna banyak pemimpin
perempuan yang berprestasi dan membuat inovasi di bidangnya. Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang melatar
belakangi kepamimpinan kepala desa perempuan, menganalisis orientasi gaya
kepemimpinan perempuan dan menganalisis keberhasilan yang dicapai
kepemimpinan kepala desa perempuan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini
yakni teori Manajerial Grid dari Blake and Mouton yang menganalisis
kecenderungan orientasi prilaku kepemimpinan yang mengarah kepada concern for
taks dan concern for people . kepemimpianan yang berorientasi pada tugas adalah
kepemimpinan yang lebih mementingkan keefektifan kinerja dari para bawahan.
Sedangkan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan/orang adalah
kepemimpinan yang lebih mengutamakan kedekatan personal dan emosional dengan
para bawahan.
Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian kualitatitf dengan
menggunakan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian yang dipilih adalah desa
yang dipimpin oleh kepala desa perempuan di Kecamatan Puger Kabupaten Jember
yakni diantaranya desa Jambearum , desa Grenden, dan desa Wringintelu. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam ( indepth interview),
observasi partisipan, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pencermatan hasil penelitian
menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian berdasarkan teori manajerial grid dari Blake and Mouton
menunjukkan bahwa tiga kepala desa yakni kepala desa Jambearum, kepala desa
Wringin telu, dan kepala desa Grenden menunjukkan kecenderungan kepemimpinan
kepemimpinan Grid 9,9 kepemimpinan team (team leadership) atau kepemimpinan
demokratis. Indikator dari kepemimpinan yang beroientasi pada tugas diantaranya;
memastikan semua anggota melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik
sesuai SOP, memaksimalkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, melakukan
inovasi-inovasi program penyelenggaraan desa, mengetahui kualitas pengambilan
keputusan. Sedangkan indikator kepemimpinan yang berorientasi pada
orang/bawahan yakni membangun komitmen dan kerpercayaan kepada bawahan,
menciptakan kondisi suasana dan selalu memberikan motivasi kepada bawahan dan
masyarakat, membangun kolaborasi yang baik dengan bawahan dan masyarakat
untuk tujuan pembangunan desa, mengadakan koordinasi dan musyawarah dalam
setiap pengambilan keputusan.
Analisis lebih lanjut melihat kecenderungan orientasi gaya kepemimpinan
Blake and Mouton yakni Orientasi pada tugas dan orientasi pada orang/bawahan.
Diantara tiga kepala desa memiliki kecenderungan orientasi yang hampir sama.
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepala desa Jambearum, kepala
desa Grenden dan kepala desa Wringintelu cenderung mengarah pada orientasi
bawahan/orang serta orientasi tugas. | en_US |