Perencanaan Destinasi Wisata Mangrove Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal (Studi Deskriptif di Desa Mayangan Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember)
Abstract
Kabupaten Jember merupakan sebuah wilayah yang berada di ujung timur
pulau jawa. Kabupaten Jember berpotensi besar untuk menjadi salah satu tempat
tujuan wisata, karena Kabupaten Jember adalah salah satu kabupaten pesisir di
selatan Jawa Timur. Jember terdiri dari 31 kecamatan, enam diantaranya
merupakan kecamatan pesisir. Jumlah desa pesisir yang berada dalam enam
kecamatan tersebut adalah 11 desa, salah satunya yakni Desa Mayangan
Kecamatan Gumukmas.
Desa Mayangan memiliki potensi yang jarang di temui di daerah lain,
karena Desa Mayangan merupakan satu-satunya Desa yang memiliki potensi
hutan mangrove yang ada di Kabupaten Jember. Potensi yang telah ada tersebut
dapat dikelola dan dikembangkan menjadi wisata baru untuk membantu
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan potensi tersebut menjadikan
faktor pendukung untuk terbangunnya suatu kawasan wisata alam. Mangrove
merupakan pohon yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut (intertidal trees),
ditemukan di sepanjang pantai tropis di seluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana perencanaan destinasi
wisata mangrove berbasis masyarakat lokal di Desa Mayangan Kecamatan
Gumukmas Kabupaten Jember.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Teknik penentuan informan menggunakan Purposive Sampling dengan
enam informan pokok dan tiga informan tambahan. Teknik pengumpulan data
menggunakan Non Participant Observer, wawancara dan dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data serta penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah
menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukan adanya beberapa proses tahapan dalam
persiapan perencanaan destinasi wisata mangrove berbasis partisipasi masyarakat
lokal. Hal yang terpenting dalam perencanaan ini yakni: partisipasi dari
masyarakat lokal, anggaran untuk membangun wisata, serta legalitas tanah di
kawasan wisata tersebut. Beberapa kelompok seperti Pokmaswas dan Pokdarwis
juga ikut terlibat didalam perencanaan ini. perencanaan destinasi wisata yang
berproses secara bottom-up ini diawali oleh masyarakat yang berkeinginan untuk
mengembangkan potensi hutan mangrove sehingga nantinya akan berdampak juga
terhadap peningkatan perekonomian dan terwujudlah kesejahteraan didalam
masyarakat terutama masyarakat di Desa Mayangan.