STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON PADA ZONA LITORAL DI RANU PAKIS KABUPATEN LUMAJANG
Abstract
RINGKASAN
Struktur Komunitas Fitoplankton pada Zona Litoral di Ranu Pakis Kabupaten
Lumajang; Abdur Rasit, 081810401030; 2013: 32 halaman; Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember.
Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang bersifat
menggenang (lentic). Salah satu danau di Indonesia adalah Ranu Pakis atau Danau
Pakis yang berada di Kabupaten Lumajang. Berdasarkan penetrasi cahaya danau
dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona litoral, zona limnetik dan zona profundal. Zona
litoral merupakan daerah perairan yang dangkal dengan penetrasi cahaya sampai ke
dasar. Zona litoral merupakan tempat untuk bereproduksi, memperoleh nutrisi dan
berlindung bagi hewan-hewan penghuni danau. Selain hewan, biota yang hidup di
zona ini adalah tumbuhan dan mikroorganisme. Salah satu mikroorganisme yang
hidup di zona ini adalah fitoplankton.
Fitoplankton merupakan organisme yang hidup bebas melayang dan hanyut
dalam air serta mampu berfotosintesis. Keberadaan populasi fitoplankton di suatu
perairan berfungsi sebagai produsen utama dalam rantai makanan, dan bioindikator
kualitas air. Struktur komunitas dan dominasi fitoplankton di perairan dipengaruhi
oleh faktor fisika dan kimia suatu perairan. Pemanfaatan Ranu Pakis sebagai tempat
budidaya ikan dapat mempengaruhi mempengaruhi kualitas air sehingga berpengaruh
terhadap struktur komunitas fitoplankton. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
mengenai struktur komunitas fitoplankton dengan tujuan untuk mengetahui
komposisi jenis, kelimpahan dan keanekaragaman jenis fitoplankton pada zona litoral
di Ranu Pakis Kabupaten Lumajang. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai data
ilmiah tentang fitoplankton di Ranu Pakis, sehingga dapat memberikan masukan
untuk penelitian lebih lanjut.
Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan pada zona litoral Ranu Pakis
dengan membagi menjadi 4 stasiun, masing-masing stasiun dibagi menjadi 5 lokasi.
Alat yang digunakan adalah jaring plankton. Sampel disimpan pada botol dengan
vii
menambahkan 2-3 ml lugol iodine per 100ml sampel. Sampel diendapkan selama 2472
jam,
80
ml
bagian
atas
dibuang
dan
20
ml
bagian
bawah
disimpan
pada
suhu
4
C
untuk selanjutnya dilakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan di laboratorium
menggunakan mikroskop dan haemocytometer. Faktor fisika dan kimia yang diukur
antara lain adalah temperatur, TSS, TDS, pH, NH
dan Fosfat. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan komposisi jenis fitoplankton terdiri atas 4 kelas yaitu
Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Dinophyceae. Kelas
Bacillariophyceae terdiri atas 7 jenis yaitu Anomoeoneis sphaerophora., Denticula
thermalis, Encyonema sp., Meridion circulare, Navicula radiosa, Surirella robusta,
Synedra sp., Chlorophyceae terdiri atas 8 jenis yaitu Crucigenia sp., Chlamydomonas
globosa, Oocystis sp., Scenedesmus obliquus, Scenedesmus quadricauda,
Staurastrum chaetoceros, Staurastrum leptocladium, Treubaria crassispina,
Cyanophyceae terdiri atas 5 jenis yaitu Anabaena sp., Chroococcus sp.,
Merismopedia sp., Spirulina sp., Synechococcus sp., dan Dinophyceae terdiri atas 1
jenis yaitu Peridinium sp.
viii
3
Kelas yang paling melimpah yaitu Cyanophyceae (231555 individu/L),
dibandingkan kelas yang lain yaitu Chlorophyceae (34537 individu/L),
Bacillariophyceae (9361 individu/L) dan Dinophyceae (1111 individu/L). Zona litoral
Ranu Pakis di dominasi oleh Chroococcus sp. yang merupakan kelas Cyanophyceae
dengan nilai indeks dominansi sebesar 0,6. Hal ini di sebabkan karena dari hasil
pengukuran kondisi fisika dan kimia yang mendukung pertumbuhan Cyanophyceae.
Dominansi Chroococcus sp. berdampak pada nilai keanekaragaman jenis fitoplankton
di Ranu Pakis yaitu sebesar 1,01.