DINAMIKA KESENIAN SINGO ULUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 1942-2011
Abstract
Kesenian  Singo Ulung merupakan kesenian  tradisional  yang  berasal  dari
Desa  Blimbing dan  diangkat  dari  sebuah  cerita  mengenai  seorang  tokoh  yang
bernama Singo Ulung  yang dipercaya oleh masyarakat Blimbing sebagai cikal-bakal
masyarakat  yang  ada  didaerah  Blimbing.  Pementasan  kesenian  Singo  Ulung  banyak
mengandung  keunikan-keunikan tersendiri  didalamnya,  hal  ini  yang  menarik
perhatian  dari  masyarakat  yang  ada  didaerah Blimbing maupun  yang  ada diluar
daerah Desa Blimbing  untuk  menimati  kesakralan  dan  keindahan  dari  pertunjukan
kesenian singo ulung ini. Antusias masyarakat yang begitu luas ini menarik perhatian
pemerintah  daerah  untuk  memberi  perhatian  lebih  terhadap pengembangan  kesenian
singo  ulung  ini. Pemerintah Bondowoso menginginkan kesenian singo  ulung
dijadikan  sebuah  ciri  khas kesenian  tradisional Kabupaten Bondowoso. Dalam
perkembangannya  kesenian  singo  ulung  ini  juga  mengalami  pasang  surut  misalnya
pada tahun 1955 mulai banyak berdiri kelompok-kelompok-kelompok kesenian singo
ulung  di Kabupaten  Bondowoso  yang  tersebar  dalam  3  Kecamatan  yaitu  Klabang,
Cerme,  dan Prajekan.  Sedangkan pada  tahun  1965  kesenian ini  mengalami
penurunan,  hal  itu  dikarenakan  adanya  peristiwa  G30SPKI,  yang  berdampak  dari
banyaknya  perkumpulan  singo  ulung  yang  membubarkan  diri dan  yang  bertahan
hanya kelompok kesenian singo ulung yang ada di Desa Blimbing. Tujuan penelitian
untuk mengkaji: (1) Latar belakang munculnya kesenian Singo Ulung di Bondowoso;
(2)  Perubahan,  perkembangan,  dan kesinambungan  yang  terjadi  dalam  kesenian
Singo  Ulung  sejak  muncul  dan  berkembangnya  kesenian  Singo  Ulung  ini  di
Kabupaten  Bondowoso;  (3)  Usaha-usaha  yang  dilakukan  oleh  masyarakat  dan
pemerintah  Kabupaten Bondowoso serta  para  seniman  singo  ulung dalam melestarikan  kesenian  Singo  Ulung  di  Kabupaten  Bondowoso. Penelitian  ini
menggunakan  metode  penelitian  sejarah yang  melalui  4  tahapan yaitu:  heuristik,
kritik, interpretasi, dan historiografi.
Masyarakat Bondowoso  merupakan  masyarakat  agraris  yang  masih
cenderung mempertahankan budaya dan adat istiadatnya. Hal ini juga mempengaruhi
keadaan  sosial  masyarakat  Bondowoso  dalam  mengkreasikan  jenis-jenis  kesenian
daerahnya termasuk kesenian Singo Ulung. Oleh karena itu latar belakang munculnya
kesenian Singo Ulung di Kabupaten Bondowoso tidak terlepas dari kondisi geografis
dan kondisi sosial budaya masyarakat Bondowoso.
Kesenian  Singo  Ulung  merupakan  salah  satu  kesenian  tradisional  warisan
leluhur Desa  Blimbing  yaitu  Mbah  Singo  Ulung  dan  Mbah  Jasiman.  Dalam
perkembangannya  seni  pertunjukan  ini  banyak  mengalami  perubahan  diantaranya;
perubahan  nama,  jumlah  perkumpulan,  jumlah  pemain,  pergeseran  fungsi,  dan
peralatan  yang digunakan. Perkembangan kesenian Singo Ulung ini juga  mengalami
proses  kesinambungan,  khususnya  pementasan kesenian  Singo  Ulung  pada upacara
bersih  desanya. Agar kesenian  ini  tidak  mengalami  penyusutan  pemerintah daerah
melalui  dinas  pariwisatanya bersama masyarakat  dan para  seniman  Singo  Ulung  di
Kabupaten Bondowoso  berusaha  mengadakan  kegiatan-kegiatan  yang  tujuannya
untuk mempertahankan dan  melestarikan kesenian  Singo Ulung. Pertunjukan
kesenian Singo  Ulung  merupakan  salah  satu  kesenian tradisional warisan  leluhur
yang  sampai  sekarang  masih  bertahan. Oleh  karena  itu  perlu  dilakukan  usaha
pelestarian agar kesenian Singo Ulung dapat terus mengikuti perkembangan jaman.
Kesenian  Singo  Ulung  muncul  karena  keaadaan  geografis yang  sebagian
besar  daerahnya  dimanfaatkan  untuk  lahan  pertanian dan  keadaan  sosial  budaya
masyarakat kabupaten Bondowoso. Mulai dari tahun 1942 sampai sekarang kesenian
Singo Ulung mengalami perkembangan, perubahan dan kesinambungan,hal ini tidak
terlepas dari usaha kelompok kesenian singo ulung, dinas pariwisata dan masyarakat
Kabupaten  Bondowoso  sehingga  kesenian Singo  Ulung ini  sampai  sekarang  tetap
bertahan.
