Optimasi Etil Selulosa dan Natrium Karboksimetil Selulosa terhadap Moisture Content dan Laju Pelepasan Patch Simvastatin
Abstract
Simvastatin merupakan antihiperlipidemia lini pertama yang bekerja
menghambat 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase. Simvastatin
tergolong obat BCS II yang memiliki berat molekul 418,566 g/mol, kelarutan 6,3
μg/mL, log P 4,7, waktu paruh 2 jam, pelepasan dalam saluran cerna lama,
mengalami first pass metabolism, dan memiliki bioavailabilitas <5% (Parhi dan
Suresh, 2016). Untuk meningkatkan bioavailabilitas obat maka diperlukan rute
penghantaran lain salah satunya rute transdermal berbentuk sediaan berupa patch.
Kelebihan patch diantaranya dapat menghindari first pass metabolism,
menghindari kerusakan obat di saluran gastrointestinal, menghasilkan sistem
pelepasan obat terkontrol, memperlama durasi obat pada plasma darah, dapat segera
dicabut apabila terjadi efek yang tidak diinginkan (Chen dkk., 2014). Syarat bahan
obat agar dapat dibuat dalam bentuk sediaan transdermal antara lain log P >1,5
(Karande dan Mitragotri, 2009), log P <5 (Kalia dan Guy, 2001), dosis pemakaian
<20 mg/hari, t½ <10 jam, berat molekul obat <500 Da, bioavailabilitas rendah dan
indeks terapi sempit (Yadav dkk., 2012).
Patch terdiri atas beberapa komponen, salah satunya matriks. Matriks
merupakan komponen patch yang berperan dalam proses pelepasan obat dari
sediaan. Matriks pada patch berasal dari polimer hidrofobik dan hidrofilik. Polimer
hidrofobik yang dipilih yaitu etil selulosa (EC) sedangkan polimer hidrofilik yang
dipilih yaitu natrium karboksimetil selulosa (CMC Na). Tujuan dari
pengkombinasian dua jenis polimer yaitu untuk untuk menghasilkan sediaan
dengan pelepasan terkontrol dan moisture content yang sesuai.
Kelarutan simvastatin sangat rendah sehingga perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan kelarutannya, salah satunya dispersi padat. Dispersi padat dibuat
dengan komposisi simvastatin-PEG 6000 (1:3) menggunakan metode peleburan. Evaluasi yang dilakukan terhadap dispersi padat simvastatin meliputi, FTIR,
keseragaman kadar, dan kelarutan.
Faktor yang dioptimasi dalam penelitian ini yaitu jumlah EC dan CMC Na
terhadap respon % moisture content dan laju pelepasan patch simvastatin.
Rancangan formula menggunakan desain faktorial 22. Setiap sediaan yang
dihasilkan masing-masing formula akan dievaluasi secara organoleptis, ketahanan
lipat, pH permukaan, keseragaman ketebalan, bobot, dan kadar. Formula
optimumnya akan dikarakterisasi menggunakan FTIR.
Hasil pengujian % moisture content menunjukkan bahwa FB>F1>FAB>FA
dengan rata-rata masing-masing sebesar 1,00, 0,95, 0,85, dan 0,65%. Hasil
pengujian flux pelepasan menunjukkan bahwa FB>F1>FAB>FA dengan rata-rata
masing-masing sebesar 68,270, 64,950, 57,404, dan 36,431. Formula optimum
diperoleh dari softwere Design Expert versi 11 yang menunjukkan titik optimum
pada FB dengan komposisi EC sebesar 30 mg dan CMC Na sebesar 90 mg. Formula
optimum selanjutnya dikarakterisasi menggunakan FTIR. Hasil FTIR menunjukkan
bahwa tidak ada pergeseran spektra yang signifikan antara simvastatin murni
dengan patch transdermal simvastatin.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]