Pengaruh Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Dan Gambaran Histopatologi Pankreas Tikus Diabetes
Abstract
Diabetes melitus merupakan keadaan hiperglikemia yang disebabkan karena adanya gangguan pada metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein di dalam tubuh. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes dalam beberapa dekade terakhir terus mengalami peningkatan. Terapi diabetes biasanya membutuhkan waktu yang lama bahkan sampai seumur hidup. Hal ini akan berkaitan dengan besarnya jumlah biaya terapi dan efek samping obat yang dapat terjadi. Kejadian ini mengakibatkan banyak orang mulai mencari alternatif terapi. Salah satu alternatif terapi yang dapat digunakan untuk diabetes melitus adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L.). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kayu secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap kadar glukosa dan gambaran histopatologi pankreas tikus diabetes. Jenis penelitian ini adalah true experimental laboratories dengan rancangan penelitian pre and post test control group. Hewan coba yang digunakan sebagai sampel yaitu 24 ekor tikus jantan jenis wistar yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu, kelompok normal, kontrol negatif dengan CMC Na 1%, kontrol positif dengan glibenklamid 0,9 mg/kg BB, kelompok ekstrak etanol kayu secang dosis 50, 100, dan 400 mg/kgBB. Perlakuan terhadap hewan coba dilakukan selama 14 hari, hari ke-1 dihitung saat hewan coba dinyatakan diabetes dengan kadar glukosa ≥200 mg/dl setelah induksi aloksan. Darah hewan coba diambil pada hari ke-1 melalui mata (plexus orbital vena) untuk pengukuran pre test dan pada hari ke-15 tikus dibedah dan diambil darahnya melalui jantung untuk pengukuran post test. Selain itu, dilakukan pula proses pengambilan organ pankreas guna mengetahui histopatologi tikus diabetes. Penurunan kadar glukosa darah hewan uji dilihat dari persentase penurunan kadar pada hari ke-1 (pre test) sampai hari ke-15 (post test). Gambaran histopatologi dilakukan dengan mengamati kerusakan seperti adanya vakuolisasi, keteraturan bentuk pulau langerhans dan ketersediaan sel beta pankreas. Kerusakan pulau langerhans didapat dari hasil perbandingan luas area kerusakan sel dengan luas area pulau langerhans. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan One-Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Different (LSD). Data menunjukkan bahwa ekstrak etanol kayu secang dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan. Berdasarkan hasil penelitian ini ekstrak etanol kayu secang dengan dosis 100 mg/kgBB memiliki persentase penurunan glukosa darah terbesar dengan nilai 63,51% dengan persentase kerusakan pulau langerhans terkecil sebesar 9,27%. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak etanol kayu secang menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi kerusakan pada pulau langerhans pankreas.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]