Asuhan Keperawatan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Pada Ny. U Dan Ny. H Dengan Masalah Keperawatan Hipotermia Di Ruang Neonatus Rsud Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2019
Abstract
Berat bayi lahir rendah (BBLR) sangat erat kaitannya dengan kematian neonatal dan morbiditas, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan kognitif, dan timbulnya penyakit kronis di kemudian hari, bayi dengan berat lahir rendah umumnya mengalami proses hidup jangka panjang yang kurang baik. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) akan mengalami mekanisme pengaturan panas suhu tubuh yang masih immatur pada saat lahir, suhu yang cenderung hipotermia disebabkan oleh produksi panas yang kurang dan kehilangan panas yang tinggi. Panas kurang diproduksi karena sirkulasi yang masih belum sempurna, respirasi masih lemah, konsumsi oksigen yang rendah, otot yang belum aktif, serta asupan makanan yang kurang.
Berat bayi lahir rendah (BBLR) dimana berat lahir bayi kurang dari 2500 gram atau 1500 gram yang dapat dipengaruhi oleh beberpa faktor yaitu faktor ibu dan juga faktor janin. Berat bayi lahir rendah (BBLR) mengalami imaturitas organ-organ tubuhnya seperti organ paru-paru sehingga BBLR mudah mengalami kesulitan bernafas, fungsi kardiovaskuler yang menurun dan belum matur, fungsi ginjal yang belum matur, fungsi hati dan pencernaan yang masih lemah. Berat bayi lahir rendah (BBLR) akan mengalami mekanisme pengaturan panas suhu tubuh yang masih immatur pada saat lahir, Suhu yang cenderung hipotermia disebabkan oleh produksi panas yang kurang dan kehilangan panas yang tinggi. Panas kurang diproduksi karena sirkulasi yang masih belum sempurna, respirasi masih lemah, konsumsi oksigen yang rendah, otot yang belum aktif, serta asupan makanan yang kurang. BBLR juga dapat mengalami gangguan nutrisi karena reflek menelan dan mengisap bayi yang masih lemah, kapasitas perutnya pun kecil sehingga cadangan nutrisi terbatas, Resiko lain yang dapat terjadi pada BBLR adalah hipotermi karena permukaan tubuh BBLR relatif luas terhadap masa tubuh sehingga dapat meningkatkan kehilangan panas.
Metode penelitian karya tulis yang digunakan yaitu laporan kasus dimana pada laporan ini bertujuan mengekplorasi asuahan keperawatan pada bayi Ny. U dan bayi Ny. H yang memiliki Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan masalah keperawatan hipotermia di ruang neonatus RSUD dr. Haryoto Lumajang tahun 2019. Pengumpulan data yang digunakanan dalam pengambilan kasus ini yaitu wawancara, observasi, dan juga dokumentasi. Bayi yang memiliki batasan karakteristik yaitu bayi yang mengalami hipotermia tingkat 1 maupun tingkat 2, bayi dengan menambahan berat badan kurang (<30gram/hari), ikterik, pucat, distress pernapasan, gelisah, bayi dengan kekurangan energi untuk mempertahankan menyusu. Pada penulisan laporan kasus ini metodepengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara terhadap ibu bayi dan juga perawat ruangan, observasi dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik dan dokumentasi didapatkan dari lembar rekam medik pasien. Penulis juga mengacu
pada etika penulisan dimana dalam sebuah penelitian harus melampirkan lembar infomed consent atau lembar persetujuan yang diberikan kepada ibu bayi sebagai partisipan yang bertujuan agar subyek dapat mengetahui maksud dan tujuan serta hasil dari penelitian yang dilakukan, dengan prinsip penelitian tidak akan memaksa calon partisipan.
Kedua bayi memiliki usia gestasi kurang bulan, kedua pasien memiliki berat lahir rendah dan juga mengalami hipotermia tingkat 2. Kedua bayi setelah dilakukan pemeriksaan suhu bayi dibawah normal yang menandakan bayi mengalami hipotermia. Intervensi yang terdapat pada buku NIC dan NANDA dilakukan selama 5 hari dan 3 hari pada bayi. Penulis melakukan terapi modifikasi yaitu pemberian perawatan metode kanguru kombinasi dengan murrotal alqur’an. Pemberian terapi perawatan metode kanguru kombinasi dengan murrotal al qur’an dilakukan secara bersamaan ketika ibu dan bayi siap dengan metode kanguru kemudian murrotal al-qur’an diputar selama 1 jam bersamaan dengan metode perawatan kanguru. Intervensi dan implementasi yang diberikan pada kedua bayi yang mengalami masalah hipotermia yaitu ada 13 intervensi dan semua intervensi dilakukan kepada kedua bayi. Hasil evaluasi selama 3 hari perawatan termogulasi pada kedua bayi tidak mengalami penurunan yang ditandai dengan suhu tubuh normal (diatas 36,50C), ujung kuku tidak mengalami kebiruan, tidak mengalami perubahan warna kulit, akral hangat, tanda-tanda vital normal.
Pemberian metode kanguru kombinasi dengan murrotal alquran sangat berpengaruh dalam peningkatan suhu kedua bayi dimana kedua bayi mengalami kenaikan suhu. Oleh karena itu perawat perlu menerapkan terapi tersebut pada bayi yang memiliki Berat bayi lahir rendah (BBLR) terutama yang mengalami masalah keperawatan hipotermia, serta diharapkan ibu bayi dapat menerapkan terapi tersebut ketika bayi sudah berada di rumah, serta bagi penulis selanjutnya bisa digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis.