Optimasi Tween 80 Dan Etanol Dalam Nanoemulsi Minyak Atsiri Jahe Emprit (Zingiber Officinale Var. Amarum) Sebagai Antioksidan
Abstract
Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil, memiliki elektron tidak berpasangan sehingga bersifat reaktif (Pham-huy dkk., 2008). Paparan radikal bebas yang berlebih dapat dinetralisir dengan menggunakan antioksidan (Badarinath dkk., 2010). Salah satu antioksidan eksogen alami adalah minyak atsiri jahe emprit (Zingiber officinale var. Amarum), kandungan minyak atsiri jahe emprit cukup banyak dibanding jahe gajah (Setyawan, 2002). Menurut Azizah dkk. (2018) minyak atsiri jahe emprit memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 sebesar 1mg/mL. Oleh karena itu, minyak atsiri jahe emprit dapat dijadikan sebagai antioksidan alami. Penggunaan minyak atsiri jahe emprit secara langsung sebagai antioksidan kurang efektif dan memiliki beberapa kekurangan yaitu tidak stabil, mudah menguap, sensitif terhadap cahaya, udara, dan panas, sehingga dapat menyebabkan bioavailabilitas minyak atsiri menurun (Bilia dkk., 2002). Oleh karena itu, minyak atsiri perlu dikembangkan menjadi sediaan farmasi agar memiliki efek maksimal, stabil dan mudah diaplikasikan seperti nanoemulsi.
Nanoemulsi adalah sistem emulsi transparan yang biasanya memiliki ukuran droplet antara 20-600 nm (Jaiswal dan Dudhe, 2015). Nanoemulsi memiliki ukuran droplet yang kecil, sehingga dapat menembus permukaan kulit dan dapat meningkatkan penetrasi bahan aktif melalui kulit (Bhatt dan Madhav, 2011). Ukuran nanoemulsi yang kecil juga stabil terhadap flokulasi, creaming, koalesensi, dan sedimentasi dibandingkan emulsi (Kale dan Deore, 2017). Salah satu komponen terpenting dari nanoemulsi yaitu surfaktan, yang dapat menstabilkan sistem nanoemulsi dengan mengurangi tegangan antar muka cairan (Sutradhar dan Amin, 2013).
Surfaktan dan kosurfaktan yang dapat digunakan dalam formula sediaan nanoemulsi adalah tween 80 dan etanol 96%. Tween 80 merupakan surfaktan non ionik yang biasa digunakan sebagai agen pengemulsi yang aman, tidak toksik dan
tidak mengiritasi (Rowe dkk., 2015). Etanol 96% adalah kosurfaktan yang dapat mengurangi tegangan antar muka sediaan nanoemulsi. Kombinasi antara surfaktan dan kosurfaktan dengan konsentrasi yang tepat akan menghasilkan nanoemulsi yang stabil (Sutradhar dan Amin, 2013).
Berdasarkan hasil analisis menggunakan design expert 11 diperoleh formula optimum dengan proporsi tween 80 sebanyak 3 mL dan etanol 96% sejumlah 1 mL dengan prediksi respon transmitan sebesar 99,759%, pH 6,163, dan IC50 2,486mg/mL. Hasil karakterisasi formula optimum memiliki tipe minyak dalam air (m/a) dengan aroma khas jahe, jernih, kental, berwarna kuning, homogen dan tidak terjadi pemisahan antara fase minyak dan air. Pengujian bobot jenis dan viskositas formula optimum menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1,0197±0,0001 g/mL dan 62,1703 ± 1,7599 mPas. Hasil pengujian stabilitas formula optimum nanoemulsi minyak atsiri jahe emprit bersifat stabil dan memiliki ukuran partikel rata-rata sebesar 24,133 ± 1,026 nm, bersifat monodispersi dengan indeks polidispersi rata-rata sebesar 0,429 ± 0,030.
Hasil verifikasi antara prediksi simplex lattice design dan hasil percobaan menunjukkan bahwa respon transmitan dan pH memiliki nilai signifikansi 0,270 dan 0,070. Sedangkan, respon IC50 memiliki nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi < 0,05 berarti antara hasil prediksi simplex lattice dan hasil percobaan berbeda signifikan. Nilai signifikansi > 0,05 berarti tidak ada perbedaan signifikan antara hasil prediksi simplex lattice dan hasil percobaan
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]