Pengaruh Pemberian Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L.) Terhadap Kadar Sgot Dan Sgpt Darah Tikus Diabetes Yang Diinduksi Aloksan
Abstract
Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah dan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Diabetes disebabkan karena kerusakan pada sel β-pankreas atau resistensi insulin. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi pada beberapa organ. Salah satu komplikasi yang terjadi yaitu kerusakan pada hati. Kerusakan pada hati diakibatkan oleh perlemakan hati yang dapat memicu pembentukan radikal bebas. Peningkatan radikal bebas akan menyebabkan mutasi DNA dan memicu produksi reactive oxygen species (ROS). Peningkatan kadar ROS dapat menginduksi inflamasi dan nekrosis pada jaringan hati. Jaringan hati yang mengalami inflamasi dan nekrosis akan menstimulasi sel hati untuk memproduksi kolagen untuk proses pembentukan fibrosis hati. Fibrosis hati yang parah akan berlanjut ke tahap sirosis hati dan berujung pada kerusakan hati. Kerusakan pada hati dapat dideteksi melalui tes fungsi hati, salah satunya dengan uji nilai SGOT dan SGPT pada darah. Kayu secang (Caesalpinia sappan L.) mengandung senyawa brazilin yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan hepatoprotektor yang mampu melindungi jaringan hati dari radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kayu secang dengan dosis 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB terhadap kadar SGOT dan SGPT tikus diabetes yang diinduksi aloksan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pre test and post test with control group design. Sampel yang digunakan adalah 24 tikus jantan galur Wistar yang dibagi menjadi enam kelompok yang terdiri dari kelompok normal, kontrol negatif, kontrol positif, dan tiga kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol kayu secang dengan dosis 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB. Semua kelompok, kecuali kelompok normal, diberi aloksan untuk menginduksi diabetes. Setelah tiga hari pemberian aloksan, dilakukan pengecekan glukosa darah untuk memastikan kondisi hewan uji. Hewan uji yang telah mengalami diabetes, dengan kadar glukosa darah > 200 mg/dL, diambil darahnya melalui mata kanan dan dilakukan pegukuran kadar SGOT dan SGPT sebagai data pre test. Kemudian hewan uji diberi perlakuan sesuai kelompok selama selama 14 hari. Pada hari ke-15, darah tikus diambil melalui jantung untuk dilakukan pengukuran kadar SGOT dan SGPT sebagai data post test menggunakan alat fotometer.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata penurunan kadar SGOT dan SGPT darah tikus berdasarkan keenam kelompok. Kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan berbagai dosis berbeda signifikan (p < 0,05) dengan kelompok negatif pada data SGOT maupun SGPT. Hal tersebut menunjukkan bahwa glibenklamid dan pemberian ekstrak kayu secang dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT darah tikus diabetes yang diinduksi aloksan. Pada pengukuran penurunan SGOT dan SGPT, kelompok
perlakuan dosis 100 mg/kgBB tidak berbeda signifikan (p > 0,05) dengan kelompok kontrol normal. Pada pengukuran persen hepatoprotektif, kelompok perlakuan berbagai dosis memiliki aktivitas hepatoprotektor namun tidak sebaik dengan kelompok kontrol positif. Untuk aktivitas hepatoprotektor, kelompok perlakuan dengan dosis 100 mg/kgBB memiliki aktivitas yang paling baik dibanding dengan dosis 50 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol kayu secang memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT darah tikus diabetes yang diinduksi aloksan serta memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektor.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]