Analisis Pembentukan Hydroxycarbonate Apatite (HCA) pada Bioactive Glass Berbasis Silika dari Ampas Tebu dengan Pemanasan 1500oC dan Penambahan Polisakarida Rumput Laut Coklat
Abstract
Bioactive Glass (BAG) berperan penting pada pembentukan Hydroxycarbonate apatite (HCA) yang berfungsi pada pembentukan tulang. Salah satu bahan utama BAG adalah silika, dimana silika banyak terkandung pada abu ampas tebu. Tinggi rendahnya suhu pada ekstraksi silika dari abu ampas tebu mempengaruhi sifat silika. Bioactive Glass berbasis silika dari abu ampas tebu ini memiliki kemampuan membentuk HCA dengan cepat, akan tetapi sifat mekaniknya lemah sehingga mudah larut. Polisakarida banyak ditemui pada rumput laut coklat, memiliki sifat biokompatibel dan memiliki sifat kimia yang kuat sehingga penambahan polisakarida pada BAG diduga dapat meningkatkan sifat bioaktif dan mekaniknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pembentukan Hydroxycarbonate apatite (HCA) pada Bioactive Glass berbasis silika dari abu ampas tebu yang ditambahkan polisakarida dari rumput laut coklat.
Jenis penelitian ini adalah experimental laboratories. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – Desember 2018 di Fakultas Farmasi Universitas Jember. Metode pembuatan Bioactive Glass berbasis silika dari abu ampas tebu adalah dengan metode sol gel, dimana ekstraksi silika dilakukan dengan pembakaran suhu 1500oC. Penelitian terdiri dari 3 kelompok yaitu kelompok 1 yang merupakan kontrol (BAG), kelompok 2 (BAG ditambahkan polisakarida rumput laut coklat yang diekstrak menggunakan aquadest) dan kelompok 3 (BAG ditambahkan polisakarida rumput laut coklat yang diekstrak dengan metanol). Sampel pada semua kelompok dicetak dengan diameter 5 mm dan tinggi 4 mm, dan dipanaskan pada suhu 700oC selama 5 jam. Cetakan direndam dalam cairan tubuh buatan selama 0 jam, 2 jam, 12 jam dan 24 jam. Analisis pembentukan HCA dilakukan dengan mengamati struktur permukaan sampel menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Penghitungan pembentukan HCA menggunakan software Image J, dengan cara menghitung jumlah rata rata luas daerah pembentukannya Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata – rata persentase luas area pembentukan HCA pada kelompok kontrol sebesar 47.00%, HCA dengan penambahan polisakarida yang diekstrak menggunakan aquades sebesar 47.81%. dan polisakarida yang diekstrak menggunakan metanol sebesar 48.94% dengan durasi perendaman selama 24 jam. Uji Two Way Anova dan uji post hoc Tukey pembentukan HCA yang berbeda signifikan (p<0,05) di antara kelompok penelitian. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa BAG berbasis silika dari abu ampas tebu dengan penambahan polisakarida rumput laut coklat yang diekstraksi menggunakan metanol mampu membentuk HCA dengan hasil tertinggi dibandingkan dengan BAG dengan penambahan polisakarida rumput laut coklat yang diekstrak menggunakan aquades, serta lamanya durasi perendaman BAG berbasis silika dari abu ampas tebu pada cairan tubuh buatan akan meningkatkan luas area pembentukan HCA. Hal ini menunjukkan bahwa durasi perendaman dalam cairan tubuh buatan, penambahan polisakarida dari rumput laut coklat serta jenis pelarutnya mempengaruhi pembentukkan HCA pada Bioactive Glass berbasis silika dari ampas tebu
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]