Perencanaan Kantong Lumpur Pada Saluran Irigasi Bendung (Studi Kasus Pada Saluran Irigasi Bendung Porolinggo)
Abstract
Bendung merupakan bangunan yang berukuran lebih kecil dibandingkan
dengan bendungan yang dimanfaatkan untuk meninggikan muka air sungai agar
bisa disadap. Permasalahan yang timbul karena adanya sedimentasi dapat
mempengaruhi dari usia guna yang telah direncanakan sebelumnya. Terjadinya
sedimentasi dikarenakan adanya erosi yang mengendap dan terbawa oleh aliran
sungai yang menyebabkan alirannya melambat.
Bendung Porolinggo terletak di Dusun Salamrejo, Desa Sumbergondo,
Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi. Daerah layanan irigasi Bendung
Porolinggo meliputi Kecamatan Glenmore, Kecamatan Tegalsari, dan Kecamatan
Genteng. Pada Daerah Aliran Sungai Bendung Porolinggo ini menerapkan pola
tanam padi sepanjang tahun dikarenakan ketersediaan air yang mengalir sepanjang
tahunnya. Maka dari itu perawatan dari bendung itu sendiri harus diperhatikan,
jadi jangan sampai menurunkan fungsi dari bendung ini. Dan pengoperasian
kantong lumpur harus efektif agar dapat menampung sedimentasi yang terdapat
pada Bendung Porolinggo. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menentukan
metode yang tepat agar mendapatkan banyaknya sedimentasi kantong lumpur
pada Saluran Irigasi Bendung Porolinggo dan untuk menentukan volume serta
dimensi kantong lumpur yang efektif pada Saluran Irigasi Bendung Porolinggo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian untuk menghitung angkutan
sedimen menggunakan rumus-rumus empiris yaitu, metode Yang’s, metode
Engelund and Hansen, metode Shen and Hung, metode Meyer-Peter and Muller,
metode Einstein, metode Schocklitsch, dan metode Frijlink.
Hasil dari penelitian ini didapatkan angkutan sedimen metode Yang’s
sebesar 7208,769 ton/hari, metode Engelund and Hansen sebesar 20061,5131 ton/hari, metode Shen and Hung sebesar 985,0603 ton/hari, metode Meyer-Peter
and Muller sebesar 773,3581 ton/hari, metode Einstein sebesar 3326549,154
ton/hari, metode Schocklitsch sebesar 555353,4938 ton/hari, dan metode Frijlink
sebesar 3788,5862 ton/hari. Kemudian hasil perhitungan menggunakan rumusrumus
empiris dibandingkan dengan data di lapangan menggunakan uji keandalan
menggunakan NSE dengan hasil 0,5606 dikategorikan cukup baik yaitu pada
metode Meyer-Peter and Muller. Dari estimasi pada kantong lumpur didapatkan
volume kantong lumpur pada Saluran Irigasi Bendung Porolinggo adalah 43400
m3 untuk masa pengerukannya adalah 90 hari, dengan dimensi kantong lumpur
yaitu panjang kantong lumpur 112 m dan lebar kantong lumpur 7 m, dan
kedalaman kantong lumpur pada saat kosong yaitu 0,75 m.
Jadi, metode yang tepat untuk menghitung angkutan sedimen pada Saluran
Irigasi Bendung Porolinggo ini menggunakan metode Meyer-Peter and Muller .
Dimensi kantong lumpur yang direncanakan didapatkan panjang 112 m serta
lebarnya 7 m, dengan kedalaman 0,75 m.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]