dc.description.abstract | Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan kanker dengan angka kejadian tertinggi pada regio kepala leher. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ditemukan terdapat 119 kasus karsinoma nasofaring periode tahun 2016-2017 di RSD dr. Soebandi Jember. Penyebab terjadinya karsinoma nasofaring belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor risiko yang dapat memicu karsinoma nasofaring yang meliputi usia, jenis kelamin, genetik, pekerjaan, letak geografis, konsumsi ikan asin, konsumsi ikan bakar/daging bakar, konsumsi makan berkaleng dan merokok. Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten pesisir di selatan Jawa Timur yang membentuk garis pantai sepanjang 115,827 kilometer. Daerah pesisir sendiri ialah daerah yang paling banyak memproduksi dan mengkonsumsi ikan asin. Kabupaten Jember juga dikenal sebagai daerah dengan wilayah agroidustri dengan sebagian banyak memiliki pekerjaan sebagai petani atau buruh tani yang rawan terpapar oleh pestisida sebagai salah satu faktor risiko karsinoma nasofaring.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan desain case control untuk melihat hubungan faktor risiko dengan kejadian karsinoma nasofaring di RSD dr. Soebandi. Populasi dalam penelitian ini ialah pasien yang menjalani pemeriksaan biopsi dan nasoendoskopi di bagian Poli THT RSD dr. Soebandi periode 1 Januari 2017 sampai 31 Maret 2019. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan consecutive sampling dengan kriteria inklusi data rekam medik pasien yang dilakukan pemeriksaan biopsi dan nasoendoskopi selama periode 1 Januari 2017 hingga 31 Maret 2019 di RSD dr. Soebandi serta memiliki data meliputi usia, jenis kelamin dan alamat untuk memenuhi variabel penelitian, pasien dapat dihubungi, pasien masih hidup, dan pasien menerima untuk menjadi responden. Penelitian ini mengambil data primer dengan wawancara terstruktur dan data sekunder berupa rekapitulasi data
rekam medik. Hasil penelitian kemudian didistribusikan dan dianalisis secara bivariat menggunakan metode chi square kemudian dilanjutkan dengan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil uji bivariat penelitian yang memiliki hubungan yang signifikan ialah usia (p=0,043), genetik (p=0,044), konsumsi ikan asin (p=0,004), dan konsumsi ikan bakar/daging bakar (p=0,007). Hasil uji bivariat yang tidak memiliki hubungan yang signifikan ialah jenis kelamin (p=1,000), pekerjaan (p=0,740), letak geografis (p=1,000), konsumsi makanan berkaleng (p=0,106) dan merokok (p=0,527). Hasil uji multivariat regresi logistik ialah konsumsi ikan asin dengan nilai (p=0,004), konsumsi ikan asin/ daging bakar (p=0,023), genetik (p=0,062), dan usia (p=0,264). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan konsumsi ikan asin memiliki nilai p yang paling rendah diantara konsumsi ikan bakar/ daging bakar dan makanan berkaleng.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan menurut hasil uji bivariat ialah usia, genetik, konsumsi ikan asin dan konsumsi ikan bakar/daging bakar. Hubungan yang paling berpengaruh menurut hasil uji multivariat regresi logistik ialah konsumsi ikan asin. | en_US |