dc.description.abstract | Penyakit infeksi merupakan penyakit yang selalu berkembang dari waktu ke waktu dan menjadi salah satu permasalahan di bidang kesehatan. Pengobatan penyakit infeksi dapat ditanggulangi dengan pemberian antibakteri. Salah satu sumber potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri yaitu tanaman. Kemiri telah lama digunakan di Indonesia sebagai obat disentri dan diare. Selain itu dari penelitian sebelumnya dan hasil skrining fitokimia ekstrak daun kemiri memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antibakteri baru. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak etanol 96% dan fraksi daun kemiri terhadap bakteri gram positif dimana digunakan Staphylococcus aureus dan bakteri gram negatif digunakan Escherichia coli.
Penelitian dilakukan dengan ekstraksi daun kemiri dengan menggunakan etanol 96% didapatkan persen rendemen sebesar 14,23%. Selanjutnya ekstrak kental difraksinasi bertingkat dengan menggunakan metode partisi cair-cair. Diperoleh persen rendemen untuk fraksi heksana, fraksi etil aseat dan residu masing masing sebesar 27,05%, 23,32%, 38,90%. Dari masing-masing sampel dilakukan skrining fitokimia untuk mengetahui kandungan metabolit didalamnya dan dilakukan uji aktivitas antibakteri untuk selanjutnya diukur zona hambat yang dihasilkan. Hasil skrining fitokimia didapatkan positif alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin didalam ekstrak etanol daun kemiri. Hasil skrining untuk fraksi heksana diketahui positif mengandung alkaloid. Pada fraksi etil asetat didapatkan hasil positif untuk alkaloid dan tanin. Hasil skrining residu diketahui mengandung alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin.
Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram dengan masing-masing 5 konsentrasi uji untuk ekstrak etanol, fraksi heksana, fraksi etil asetat dan residu yaitu 200, 400, 600, 800 dan 1.000 μg/mL. Digunakan kontrol positif gentamisin dan kontrol negatif DMSO 10% pengujian
dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Hasil uji antibakteri yang dilakukan terhadap bakteri S. aureus dan E.coli menunjukkan hasil yang sama yaitu residu memiliki hambatan paling tinggi dibandingkan dengan sampel yang lain. Perbandingan aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi daun kemiri terhadap bakteri S. aureus dan E. coli menunjukkan aktivitas penghambatan yang tinggi pada sampel fraksi etil asetat dan residu, sedangkan untuk sampel ekstrak etanol dan fraksi heksana aktivitas penghambatan tinggi hanya pada salah satu bakteri yaitu S. aureus.
Hasil analisis statistik aktivitas antibakteri sampel yang berbeda pada konsentrasi yang sama terhadap bakteri S. aureus menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan, namun pada ekstrak etanol dan fraksi heksana konsentrasi 600 μg/mL; 800 μg/mL; 1.000 μg/mL; dan ekstrak etanol dan residu menujukkan hasil yang tidak berbeda secara signifikan terhadap bakteri S. aureus dengan nilai p berturut-turut 0,05; 0,05; 0,05; 0,369. Data lainnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi heksana konsentrasi 200 μg/mL; 600 μg/mL; dan 1.000 μg/mL menunjukkan hasil yang tidak berbeda signifikan terhadap bakteri E. coli dengan nilai p berturut-turut 1,00; 0,05; dan 0,05. Hasil analisis ekstrak etanol dan fraksi daun kemiri sampel yang sama dengan konsentrasi yang berbeda didapatkan bahwa nilai p perbandingan ekstrak dan fraksi pada konsentrasi 400 μg/mL dan 1.000 μg/mL terhadap bakteri S. aureus dan E. coli tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p masing-masing 0,248 dan 0,309. | en_US |