Pengaruh Pemberian Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L.) Terhadap Kadar Malondialdehid Plasma Dan Jaringan Hati Tikus Diabetes Yang Diinduksi Aloksan
Abstract
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Diabetes melitus dapat terjadi karena defisiensi insulin, resistensi insulin, atau keduanya. Hiperglikemia pada DM menyebabkan terbentuknya radikal bebas karena proses autooksidasi glukosa dan glikosilasi protein. Radikal bebas yang terbentuk akan mengaktifkan sejumlah mekanisme pro-oksidatif yaitu peningkatan ekspresi receptor advanced glycation end products (RAGEs), peningkatan produksi advanced glycation end products (AGEs) intraseluler, peningkatan fluks glukosa dan gula lain melalui jalur poliol, aktivasi isoform protein kinase C, dan peningkatan aktivasi jalur heksosamin. Kelima mekanisme tersebut menyebabkan peningkatan pembentukan reactive oxygen species (ROS) yang memicu terjadinya stres oksidatif. ROS akan bereaksi dengan membran lipid yang kaya polyunsaturated fatty acid (PUFA) dan menyebabkan peroksidasi lipid. Aktivitas radikal bebas dan peroksidasi lipid yang tinggi berperan penting dalam kerusakan sel beta pankreas, penuaan (aging), aterosklerosis, dan menyebabkan kerusakan jaringan seperti jaringan hati. Kerusakan jaringan hati terjadi karena resistensi insulin pada DM akan menghambat pengambilan glukosa dan menstimulasi pelepasan free fatty acid (FFA) sehingga terjadi akumulasi lipid dalam sel hepatosit. ROS akan menyerang karbon-karbon ikatan rangkap lipid kaya polyunsaturated fatty acid (PUFA) sehingga menyebabkan peroksidasi lipid dan menghasilkan produk akhir berupa malondialdehid (MDA). Peningkatan kadar MDA di dalam tubuh dapat dikurangi dengan pemberian antioksidan dari luar tubuh. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai sumber antioksidan adalah kayu secang.
Kayu secang (Caesalpinia sappan L.) mengandung senyawa brazilin yang termasuk ke dalam golongan flavonoid. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa brazilin memiliki kapasitas antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kayu secang dengan dosis 50, 100, dan 400 mg/kgBB terhadap kadar malondialdehid plasma dan jaringan hati tikus diabetes yang diinduksi aloksan. Jenis penelitian ini adalah True Experimental Laboratories dengan rancangan penelitian Post-test Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah 24 tikus jantan yang dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif, dan tiga kelompok perlakuan ekstrak etanol kayu secang dengan dosis 50, 100, dan 400 mg/kgBB. Setiap kelompok diinduksi dengan aloksan, kecuali kelompok kontrol normal. Perlakuan diberikan selama 14 hari setelah tikus dinyatakan diabetes dengan kadar glukosa ≥200 mg/dL. Pada hari ke-15, tikus diambil darah dari jantung untuk mengukur MDA plasma dan diambil organ hatinya untuk mengukur MDA jaringan hati. Pengukuran kadar MDA plasma dan jaringan hati menggunakan metode
Thiobarbituric Acid Reactive Substances (TBARS) dengan alat spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 532 nm. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata kadar MDA plasma dan jaringan hati tikus keenam kelompok perlakuan. Kelompok kontrol negatif berbeda signifikan dengan ketiga kelompok dosis ekstrak etanol kayu secang (p<0,05). Hal ini menunjukkan ekstrak etanol kayu secang memiliki aktivitas menurunkan kadar MDA plasma dan jaringan hati tikus diabetes yang diinduksi aloksan. Selain itu, kelompok kontrol positif tidak berbeda signifikan dengan kelompok ekstrak dosis 100 dan 400 mg/kgBB (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol kayu secang dosis 100 dan 400 mg/kgBB memiliki kemampuan menurunkan MDA jaringan hati yang setara dengan pemberian glibenklamid dosis 0,9 mg/kgBB.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]