Show simple item record

dc.contributor.advisorDANIA, Septarina Prita
dc.contributor.advisorSULISTIYO, Agung Budi
dc.contributor.authorKARTININGSIH, Sri
dc.date.accessioned2019-10-08T07:47:28Z
dc.date.available2019-10-08T07:47:28Z
dc.date.issued2019-10-07
dc.identifier.nim160810301169
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/93195
dc.description.abstractPerkembangan perekonomian Indonesia tidak terlepas dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan terbukti bertahan terhadap berbagai goncangan krisis ekonomi. Disaat perusahaan-perusahaan besar mengalami kebangkrutan yang berakibatkan banyaknya PHK besar-besaran, UMKM mampu mempertahankan usahanya dan tidak menanggung beban besar akibat krisis moneter. Sektor UMKM juga banyak menyerap tenaga kerja dan menjadi roda pengerak ekonomi nasional secara berkesenambungan (Tatik, 2018). Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki perkembangan dari periode 2016-2017 mengalami peningkatan sebesar 2,06 persen yaitu dari 61.651.177 unit usaha pada tahun 2016 menjadi 62.922.617 unit usaha pada tahun 2017. UMKM merupakan pelaku usaha terbesar dengan persentasenya sebesar 99.99 persen dari total pelaku usaha nasional pada tahun 2011 (www.deskop.go.id, 2018). Kuatnya UMKM perlu dukungan dari seluruh pihak untuk mengembangkan dan mewujudkan UMKM yang maju, mandiri, dan modern termasuk memiliki akses pendanaan yang semakin luas ke sektor perbankan, mengingat UMKM masih mengalami kesulitan untuk mengakses modal di perbankan (www.deskop.go.id, 2018). Pengelolaan keuangan menjadi salah satu aspek penting dalam menentukan kemajuan suatu UMKM. Selain dirasa penting, pengelolaan keuangan menjadi tolak ukur keberhasilan UMKM melakukan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan melalui praktik akuntansi secara baik sebagai bentuk pertanggungjawaban keuangan dan kinerjanya, baik pada pihak internal maupun pihak eksternal. Akuntansi keuangan pada UMKM di Indonesia masih terbilang rendah dan masih memiliki kendala. Kendala-kendala tersebut dikarenakan 1) rendahnya pendidikan dan pengetahuan pelaku UMKM mengenai standar yang berlaku dalam penyusunan laporan keuangan 2) kurangnya pemahaman teknologi informasi 3) belum adanya kewajiban bagi UMKM untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ( Muchid, 2015) Penyusunan laporan keuangan menghasilkan informasi akuntansi yang disajikan UMKM untuk digunakan sebagai persyaratan pengajuan kredit pada bank maupun lembaga keuangan lainnya. Dengan kata lain, UMKM perlu mengerti bagaimana sistem pencatatan dan apa yang diperlukan dalam proses pencatatan akuntansi sehingga menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk upaya meyakinkan pihak pemberi pinjaman memberikan bantuan pembiayaan modal. Menyadari hal tersebut Ikatan Akuntan Indonesia memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh UMKM dalam penyusunan laporan keuangan dengan menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM). Dengan SAK EMKM dapat membantu mempermudah pelaku usaha dalam mengaplikasikan akuntansi pada usaha mereka dan dengan mudah menyusun laporan keuangan sesuai standar yang berlaku. Komponen laporan keuangan yang sesuai SAK EMKM hanya terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan (CaLK). Meskipun SAK EMKM dirasa sangat sederhana, namun dapat memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, data primer berasal dari sumber asli yaitu hasil wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder berasal dari laporan keuangan pada UMKM Hicamedia Jaya. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Uji keabsahan data dilakukan dengan menggunakan uji triangulasi sumber yaitu dengan menguji kebsahan data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Hasil penelitian menyatakan bahwa objek penelitian ini belum menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM. Pemilik kurang memiliki pengetahuan bagaimana menyusun laporan keuangan dengan benar dan sesuai dengan standart yang ditentukan dan hanya membuat laporan penerimaan dan pengeluaran saja. Bagian keuangan pada objek penelitian ini belum bisa dalam xiii membuat laporan keuangan sesuai SAK EMKM. Dari hasil penelitian bahwa secara keseluruhan laporan yang dibuat objek penelitian belum sesuai dengan SAK EMKM, dan mendukung hasil penelitian dari Ani ayu (2018) yang menyatakan bahwa dalam penelitiannya pada UMKM Seblak Abah mengenai penerapan penyusunan laproan keuangan berdasarkan SAK EMKM, pemilik usaha memahami bahwa pencatatan keuangan pada usaha sangat penting untuk dilakukan, namun karena pemahaman pemilik usaha yang masih sangat rendah, pemilik usaha hanya dapat menyusun laporan keuangan dengan sederhana. Sehingga peneliti melakukan rekontruksi sebagai bentuk acuan pencatatan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM. Dalam penelitian ini menghasilkan tiga laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKonstruksi Laporanen_US
dc.subjectLaporan Keuanganen_US
dc.subjectSAK EMKMen_US
dc.subjectUMKMen_US
dc.subjectStandar Akuntansi Keuanganen_US
dc.titleKonstruksi Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM di UMKM Hicamedia Jaya Ambulu Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record