dc.description.abstract | Padatnya kegiatan setiap individu menyebabkan banyak masalah pada
rambut, salah satunya adalah masalah ketombe. Penyebab munculnya ketombe
dapat disebabkan sekresi kelenjar keringat yang berlebihan atau adanya
mikroorganisme di kulit kepala yang menghasilkan metabolit sehingga
menginduksi terbentuknya ketombe di kulit kepala (Harahap, 1990).
Menurut Sharma (2016) ketombe pada rambut sebagian besar disebabkan
oleh Candida albicans dan Malassezia fulfur. Penelitian lain menyebutkan, pada
50 orang berketombe ditemukan 4 jamur berbeda yang paling dominan adalah
Candida albicans sebesar 50%, Aspergillus niger sebesar 24%, Cryptococcus spp
sebesar 16% dan penicillum spp sebesar 10% (Roselin, 2015). Untuk menghindari
munculnya ketombe yang disebabkan oleh jamur Candida albicans maka
diperlukannya perawatan terhadap kulit kepala dan rambut.
Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai antijamur Candida
albians pada kulit kepala adalah sereh wangi (Cymbopogon nardus L.).
Digunakan minyak sereh wangi karena mengandung sitronelal yang dapat
menghambat pertumbuhan Candida albicans. Minyak sereh wangi diformulasikan
dalam bentuk sediaan creambath berbentuk krim dengan basis vanishing cream.
Minyak sereh wangi memiliki potensi sebagai sediaan creambath yang dapat
merawat rambut dan menghambat pertumbuhan jamur penyebab ketombe.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah ekperimental laboratoik. Minyak
sereh wangi yang dihasilkan dari proses destilasi uap di uji organoleptis, indeks
bias, berat jenis dan kandungan sitronelal. Selanjutnya minyak sereh wangi
diformulasikan menjadi sediaan creambath. Sediaan creambath dibuat dengan
konsentrasi minyak sereh wangi sebesar F1 (1%), F2 (2%), F3 (3%), F4 (4%) dan
F5 (5%) untuk uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan konsentrasi minyak
sereh wangi F1 (5%), F2 (10%), dan F3 (15%) untuk uji aktivitas antijamur serta
uji sifat fisika kimia sediaan creambath yang meliputi uji organoleptis, pH,
viskositas, daya sebar, tipe emulsi dan homogenitas. Digunakan kontrol negatif
yaitu basis krim tanpa minyak sereh wangi (F0) dan kontrol positif yaitu
creambath yang beredar di pasaran. Data organoleptis, tipe emulsi, homogenitas
dan KHM dianalisis secara deskriptif. Data viskositas, pH, daya sebar dan uji
aktivitas antijamur dianalisis secara statistik dengan metode Oneway ANOVA
untuk mengetahui perbedaan bermakna antar kelompok.
Minyak sereh wangi yang dihasilkan memiliki kualitas minyak yang baik,
ditunjukkan dengan memenuhi rentang dalam pengujian organoleptis, indeks bias,
berat jenis dan kandungan sitronelal. Sedangkan pada hasil pengujian organoleptis
sediaan creambath menunjukkan bahwa konsentrasi minyak sereh wangi dapat
mempengaruhi warna, bau, dan bentuk sediaan. Hasil pengujian homogenitas
bahwa semua formula memiliki homogenitas yang baik ditandai dengan tidak
adanya gumpalan-gumpalan. Hasil pengujian tipe emulsi menunjukkan semua
formula merupakan krim dengan tipe minyak dalam air yang ditunjukkan sediaan
dapat bercampur merata dengan reagen metilen biru. Hasil uji Oneway ANOVA
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada pH, viskositas dan daya sebar
antara F0, F1, F2 dan F3.
Pengujian KHM dilakukan menggunakan metode pengenceran agar. Pada
uji KHM didapatkan hasil nilai KHM minyak sereh wangi sebesar 0,4% dalam
formulasi sediaan creambath minyak sereh wangi konsentrasi 4%. Pada pengujian
aktivitas antijamur digunakan metode sumuran. Hasil uji Kruskal-Wallis
menunjukkan perbedaan signifikan pada aktivitas antijamur F0, F1, F2, F3 dan
kontrol positif. Pengukuran diameter hambat menunjukkan peningkatan
konsentrasi minyak sereh wangi dapat meningkatan aktivitas antijamur, diameter
hambat F0 < F1 < F2 < kontrol positif < F3. Hasil uji perbandingan aktivitas
antijamur sediaan creambath minyak sereh wangi dengan kontrol positif
menyatakan F0, F1 dan F2 memiliki aktivitas lebih kecil dibandingkan kontrol
positif sedangkan F3 memiliki aktivitas antijamur lebih besar dibandingkan
kontrol positif | en_US |