Penyandian Citra Digital Menggunakan Gabungan Metode Algoritma Playfair, Algoritma Vigenere, dan Shiftrow
Abstract
Semakin berkembangnya kemajuan teknologi dan komunikasi membuat
manusia dapat mengirimkan sebuah pesan ataupun informasi dengan sangat cepat
dan mudah. Namun terdapat banyak kasus-kasus kejahatan pencurian data serta
informasi yang bersifat rahasia sehingga dibutuhkan teknik pengamanan data teks
maupun citra. Penggunaan teknik tersebut sangat penting untuk menjaga
kerahasiaan suatu pesan.
Kriptografi merupakan sebuah cabang ilmu yang bertujuan untuk menjaga
kerahasiaan sebuah informasi yang terdapat dalam sebuah pesan sehingga tidak
mudah untuk diketahui oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Setyaningsih
(2009), telah melakukan enkripsi pada data berupa citra digital menggunakan
playfair cipher. Namun hasil yang didapat tidak terlalu baik karna cipherimage
yang dihasilkan masih dapat dengan mudah dikenali bentuknya. Menurutnya
tingkat keamanan akan lebih kuat apabila menggabungkan beberapa teknik
dibandingkan menggunakan teknik cipher tunggal.. Setyaningsih (2011),
mengembangkan teknik super enkripsi dimana dia melakukan penyandian citra
menggunakan metode vigenere cipher yang dilanjutkan dengan playfair cipher.
Hasil yang didapatkan memiliki tingkat keamanan yang lebih baik dibandingkan
penelitian sebelumnya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra RGB dan citra
grayscale yang akan digunakan sebagai plain image dan dua buah kunci matriks 16
x 16. Citra tersebut akan dienkripsi menggunakan algoritma playfair kemudian
dilakukan pergeseran baris (shift Rows), dan dilanjutkan dengan enkripsi
menggunakan algoritma vigenere. Hasil enkripsi yang didapatkan adalah sebuah
cipher image yang berbeda dengan plain image.
Analisis keamanan dari algoritma yang dihasilkan menggunakan metode
yang diajukan memiliki nilai analisis yang cukup baik dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya sehingga algoritma tersebut aman dari serangan statistik.
Cipherimage yang dihasilkan memiliki nilai berkisar antara 99,5611% sampai
99,6281% untuk analisis NPCR dan 29,549% sampai 49,6577% untuk nilai analisis
UACI. Untuk uji korelasi cipherimage yang dihasilkan menggunakan metode yang
diajukan memiliki nilai sebesar -0,00585 sampai 0,0047655. Seluruh cipherimage
memiliki penyebaran histogram yang cukup merata dibandingkan dengan metode
lainnya. Hasil proses dekripsi berhasil mengembalikan cipherimage kembali seperti
plainimage tanpa ada perubahan sedikitpun. Setelah dilakukan uji analisis korelasi
antara plainimage dan cipherimage memiliki nilai sebesar 1, dan nilai 0 untuk uji
analisis diferensial.
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
ANALISIS PENJADWALAN PRODUKSI BATIK DENGAN ALGORITMA HEURISTIK POUR, ALGORITMA GUPTA DAN ALGORITMA PALMER
Mochamad Yasin (2013-12-05)Penjadwalan merupakan suatu kegiatan pengurutan pembuatan atau pengerjaan produk secara menyeluruh yang dikerjakan pada beberapa buah mesin. Penjadwalan flowshop yaitu pemrosesan sejumlah barang dengan mengatur ... -
MODIFIKASI ALGORITMA GUERZHOY DAN LAURITZEN STUDI SIFAT-SIFAT TRANSFORMASI BARISAN PECAHAN MODIFIKASI ALGORITMA SERTA STUDI SIFAT LAURITZEN SIFAT TRANSFORMASI BARISAN PECAHAN KE PECAHAN KONTINYU
Suryadi (2014-01-24)Pecahan Kontinyu merupakan salah satu jenis pecahan yang kurang dikenal, penyebabnya adalah algoritma transformasi yang panjang. Banyak penelitian tentang transformasi ke pecahan kontinyu, yang belum pernah dilakukan ... -
Penyelesaian Travelling Salesman Problem (TSP) Menggunakan Algoritma Semut dan Algoritma Cheapest Insertion Heuristic (CIH);
Indah Apriliani (2014-01-22)Travelling Salesman Problem (TSP) adalah permasalahan perjalanan seorang salesman yang harus mengunjungi n buah titik dengan aturan salesman harus mengunjungi setiap titik tepat satu kali dan pada akhirnya harus kembali ...