dc.description.abstract | Perkembangan merupakan kemampuan fungsi dan struktur tubuh yang
bertambah, lebih kompleks, dan bersifat progresif yang mencakup beberapa
aspek, salah satunya perkembangan motorik kasar. Pencapaian perkembangan
mengalami maturase atau kematangan yang memungkinkan balita dapat
berespons dalam lingkungannya. Masa anak ketika diperlukan kontrol dari orang
lain dikarenakan melakukan eskplorasi lingkungan untuk berusaha mencari tahu
termasuk masa toddler (1-3 tahun). Terdapat beberapa keterampilan yang dapat
dilakukan oleh balita usia 12-36 bulan, diantaranya bangkit terus duduk, bangkit
untuk berdiri, berdiri 2 detik, berdiri sendiri, membungkuk kemudian berdiri,
berjalan dengan baik, berjalan mundur, lari, berjalan naik tangga, menendang bola
ke depan, melompat, melempar bola lengan ke atas, loncat jauh, berdiri 1 kaki 1
detik, berdiri 1 kaki 2 detik, melompat dengan 1 kaki, berdiri 1 kaki 3 detik.
Perkembangan motorik kasar pada balita juga dipengaruhi oleh status gizi optimal
yang sesuai dengan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi. Kondisi
kurang gizi kronis yang menggambarkan adanya gangguan pertumbuhan tinggi
yang berlangsung pada kurun waktu cukup lama termasuk kondisi stunting.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran perkembangan
motorik kasar pada balita usia 1-3 tahun (toddler) dengan stunting di Wilayah
Kerja Puskesmas Sumberjambe Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional. Teknik
yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non
probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Penghitungan
sampel dengan menggunakan rumus slovin didapatkan sebanyak 200 balita
stunting. Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu
lembar karakteristik balita, lembar observasi Denver II untuk mengetahui tingkat
kemampuan perkembangan motorik kasar pada balita dengan stunting. Penelitian
dilakukan mulai tanggal 16 Januari 2019. Uji etik penelitian No
284/UN25.8/KEPK/DL/2019.
Hasil penelitian pada perkembangan motorik kasar didapatkan 144 balita
(72,0%) normal, 43 balita (21,5%) suspek dan 13 balita (6,5%) memiliki
perkembangan motorik kasar abnormal. Kondisi balita dengan stunting tidak
mempengaruhi perkembangan motorik kasar. Hal ini juga dapat dipengaruhi
bahwa sebagian besar balita terbiasa untuk melakukan aktivitas di luar rumah
tanpa dibatasi oleh orang tuanya dan memungkinkan balita lebih banyak dan
mudah dalam mempraktikkan motorik kasar secara langsung. Peran orang tua,
keluarga, lingkungan, serta interaksi anak dengan orang tua dapat menimbulkan
keakraban yang juga berpengaruh terhadap perkembangan motorik kasar mereka. | en_US |