dc.description.abstract | Persaingan yang cukup ketat antara satu sama lain, menjadikan banyak dari
perusahaan-perusahaan tersebut berpikir keras untuk bagaimana dapat
memenangkannya. Adapun persaingan yang terlihat dalam perusahaan jasa yaitu
bagaimana perusahaan-perusahaan ini dapat menarik perhatian konsumen untuk
menggunakan jasa mereka dan secara berkelanjutan hingga menjadi pelanggan
tetap. Perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk jasa dengan
pelayanan yang berkualitas dan harga yang sesuai dengan kantong konsumen. Hal
ini akan sulit dicapai oleh perusahaan apabila tidak melakukan efisiensi dan
penghematan kos (cost effective). Cost effective hanya dapat dicapai oleh
perusahaan dengan mengelola kos yang dikeluarkan untuk produk jasa mereka.
Pengelolaan kos memiliki kaitan erat dengan metode penentuan kos yang
mendukung. Metode ini merupakan metode yang tidak menyebabkan terjadinya
distorsi,tidak membutuhkan banyak kos dan konsumsi waktu. Keberhasilan
pengelolaan kos juga bergantung pada metode penentuan kos yang digunakan.
Sebagian perusahaan saat ini masih menggunakan sistem tradisional dalam
penentuan kos nya. Sistem tradisional,kos overhead akan dibebankan ke produk
berdasarkan unit level activity driver , yaitu dalam satuan unit,jam kerja langsung
atau jam kerja mesin. Pengalokasian ini dirasa masih kurang akurat,hal ini
disebabkan karena tidak semua faktor dan sumber daya dalam produksi
dihasilkan. Untuk mengatasi kekurangan ini,muncul alternative penentuan kos
dengan berbasis aktivitas (activity based costing) yang diharapkan dapat
memberikan informasi atas kos secara akurat. Activity Based Costing (ABC)
merupakan metode pembebanan kos berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi untuk
menghasilkan suatu produk jadi atau jasa. Kaplan dan Anderson (2004,2007)
mengusulkan versi baru dari sistem ABC yaitu Time Driven Activity Based
Costing (TDABC). Penerapan TDABC memungkinkan dapat membantu untuk
menghilangkan masalah yang dialami oleh perusahan-perusahaan yang telah
menerapkan ataupun akan menerapkan sistem ABC,termasuk perusahaan jasa.
Jumlah kos yang dibebankan menurut sistem TDABC berdasarkan oleh waktu
yang digunakan perusahaan untuk melakukan aktivitas dalam menghasilkan suatu
produk atau jasa.
Penulis memilih Time Driven Activity Based Costing sebagai topik penelitian.
Hal ini dikarenakan,sistem TDABC dapat diterapkan di berbagai jenis perusahaan
tidak terkecuali di bidang jasa. Bengkel Formula sebagai suatu usaha yang
bergerak di bidang jasa,dalam praktek bisnisnya masih belum melakukan
perhitungan kos service secara tepat dan jelas. Hal ini mengakibatkan kualitas
informasi mengenai kos service di rasa masih kurang relevan dan akurat. Maka
peneliti mencoba menggunakan metode TDABC untuk mendapatkan kualitas
informasi yang akurat dan relevan dalam perhitungan kos service berdasarkan
konsumsi waktu di setiap proses pengerjaan service di Bengkel Formula.
Hasil penelitian yang dilakukan pada Bengkel Formula,dapat disimpulkan
bahwa penggunaan metode Time Driven Activity Based Costing dalam penetuan
kos service lebih jelas dan tepat sesuai dengan penggunaan sumber daya yang
tersedia di setiap masing-masing jasa service. Berbeda dengan yang dilakukan
oleh perusahaan dalam menentukan kos service,dimana perusahaan masih belum
melakukan perhitungan yang pasti dan hal ini dapat terlihat pada saat penentuan
harga service berdasarkan ketentuan pemilik dan mekanik yang dalam
menentukan harga masih menggunakan perkiraan yang sesuai dengan tingkat
kesulitan atau kerusakan dari masing-masing jenis service, hal ini dilakukan tanpa
memperhatikan penggunaan alokasi sumber daya yang tersedia secara tepat dan
jelas untuk masing-masing jenis service. | en_US |