Pola Hubungan Ketetanggaan di Masyarakat Urban (Studi Kasus di Kampung Osing, Jember)
Abstract
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola hubungan ketetanggaan yang terjadi di masyarakat urban. Penelitian ini menggunakan konsep ketetanggan yang merupakan suatu skala antara rumah-rumah penduduk secara individual dan kota secara keseluruhan. Serta, konsep masyarakat melalui interaksi hubungan timbal balik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pola hubungan ketetanggaan masyarakat yang tinggal di lingkungan Kampung Osing dapat diidentifikasi dengan adanya kegiatan bersama yang mereka lakukan. Adanya karakteristik masyarakat Kampung Osing yang beragam, serta tinggal di permukiman yang padat penduduk. Hal tersebut membuat mereka mengalami perubahan dalam kehidupan sosial, perubahan tersebut seperti stratifikasi sosial yang terbentuk dengan adanya status sosial ekonomi tinggi, sedang dan rendah yang dipengaruhi oleh faktor kekayaan, pekerjaan, dan capaian pendidikan. Temuan kedua mengenai minimnya space, yang membuat masyarakat penghuni mengalami konfigurasi ruang privat menjadi ruang publik dan ruang publik menjadi ruang privat. Adanya pola hubungan ketetanggaan yang terjadi karena tempat tinggal yang berdempet membuat masyarakat mengalami “ketidakpuasan” yang disebabkan oleh tidak adanya peraturan disekitar lingkungan setempat seperti tidak adanya larangan memarkir kendaraan di gang jalan. Selain itu, mereka memiliki beberapa jaringan sosial yang dipengaruhi oleh, faktor tempat (biasanya dipengaruhi oleh kepemilikan teras rumah masyarakat), faktor status sosial ekonomi (masyarakat yang status sosial ekonominya tinggi cenderung membatasi diri dengan masyarakat yang lain).