dc.description.abstract | Gigitan ular adalah salah satu faktor masalah kesehatan yang sangat sering
terjadi di negara tropis dan sub tropis. Berbagai komplikasi yang timbul akibat dari
gigitan ular berbisa memerlukan sebuah terapi suportif dan simtomatik, untuk
mendukung fungsi organ tersebut. Sementara menunggu pemulihan organ tersebut
akibat bisa ular dapat melakukan identifikasi komplikasi yang terjadi dan tata
laksana yang adekuat diperlukan untuk menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas pada kasus gigitan ular.
Tatalaksana keracunan yang disebabkan oleh gigitan hewan seperti ular
berbisa, atau kecelakaan yang disengaja sangat membutuhkan penilaian yang cepat,
sangat akurat dan pemberian terapi yang sangat tepat. Sehingga dapat
menyelamatkan nyawa pasien dan membuat pengobatan yang lebih efektif dan
lebih efisien dalam hal penanganan racun dari sebuah gigitan ular.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa gambaran kasus gigitan ular di
Instalasi gawat Darurat rumah sakit perifer di Jember. Desain penelitian yang
digunakan adalah obsevasi dengan melihat data di rekam medik. Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien yang terkena gigitan ular di rumah sakit pereifer di
Jember (RSD kalisat dan RSD Balung). Teknik pengambilan sampel menggunakan
total sampling dengan melihat data rekam medik pasien yang terkena gigitan ular.
Alat pengumpul data yaitu lembar observasi prevalensi dan mortalitas.
Hasil penelitian didapatkan prevalensi gigitan ular di Rumah Sakit Kalisat
dan Rumah Sakit Umum Balung sebanyak 0,52%, angka morbiditas adalah 57 dan
91 kasus dengan persentase 100%, sedangkan angka kematiannya adalah 0 kasus
dengan persentase 0 % pada 2016 -2017. Hasil data prevalensi gigitan ular dan
angka morbiditas meningkat setiap tahun, sementara data tingkat kematian masih
belum ada.
Penanganan gigitan ular yang pertama yaitu mengidentifikasi ular yang
menggigit korban dengan cara di foto atau ada orang lain yang melihat kronologi
kejadian tersebut. Apabila memungkinkan untuk membawa ular yang menggigit ke
rumah sakit guna untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut. Setelah itu untuk korban
yang tergigit ular tidak perlu dilakukan pengikatan atau penghisapan pada area yang
tergigit dikarenakan itu dapat memperjelek keadaan pasien yang terkena gigitan
ular. Tindakan yang sebaiknya di lakukan jika membantu orang yang terkena
gigitan ular yaitu cukup dengan mengurangi aktifitas gerak pada area yang terkena
gigitan yang berguna untuk meminimalisir penyebaran bisa dan peningkatan
absorbsi sistemik bisa. Kemudian memposisikan pasien terlentang apabila tidak
mengalami mual dan muntah. Setelah itu membidai dengan elastic bandage di area
yang terkena gigitan agar tidak terjadi kontraksi lanjutan pada otot yang dapat
menimbulkan peningkatan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah bening.
Selanjutnya di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut dan
mendapatkan sabu (serum anti bisa ular). | en_US |