Penentuan Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Publik di Kabupaten Kediri (Pendekatan Interaksi Geospasial)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana persebaran sarana fasilitas
umum yang ada di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kediri dan seberapa besar
kekuatan interaksi spasial antara daerah yang ditentukan sebagai pusat pertumbuhan
dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Kediri, serta pemetaan dengan
menggunakan arcGIS. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis
Skalogram, Indeks Sentralitas, Model Gravitasi, dan Metode Pemetaan arcGIS. Hasil
analisis menunjukkan bahwa terdapat dua kecamatan yang menjadi daerah pusat
pertumbuhan dan pelayanan publik yaitu Kecamatan Pare dengan nilai sentralitas
sebesar 196,24 dan Kecamatan Ngasem dengan nilai sentralitas sebesar 169,1.
Kecamatan Pare sebagai daerah pusat pertumbuhan dan pelayanan memiliki jenis
fasilitas terlengkap yaitu sebanyak 29 jenis dan nilai interaksi terkuat dengan
Kecamatan Badas sebesar 227650778676 dan interaksi terlemah dengan Kecamatan
Ringinrejo sebesar 3019277,838. Sementara Kecamatan Ngasem sebagai daerah pusat
pertumbuhan dan pelayanan publik memiliki jenis fasilitas sebanyak 27 jenis dan nilai
interaksi terkuat dengan Kecamatan Pagu sebesar 162532615,6 dan interaksi terlemah
dengan Kecamatan Kandangan sebesar 2508751,728. Melalui pemetaan dengan metode
arcGIS menunjukkan bahwa nilai interaksi antarkecamatan sangat dipengaruhi oleh
jarak, semakin dekat jarak antardaerah maka semakin besar pula interaksinya dan
sebaliknya.