• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Medical
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Medical
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dan Kecepatan Berjalan pada Penderita Osteoartritis Lutut di RSD dr. Soebandi Jember

    Thumbnail
    View/Open
    Wasilatus Sholehah-152010101021.pdf (3.243Mb)
    Date
    2019-09-17
    Author
    SHOLEHAH, Wasilatus
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Osteoartritis (OA) adalah penyakit degeneratif pada sendi yang ditandai dengan pengikisan pada kartilago sendi serta adanya pembentukan tulang baru pada permukaan sendi, sehingga terjadi gangguan gerak pada sendi yang terkena. Sendi lutut merupakan sendi yang paling sering terkena OA pada ekstremitas bawah. Pada OA, kegemukan merupakan faktor risiko terkuat yang dapat dimodifikasi. Kegemukan merupakan status gizi yang dapat dinilai dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Dalam IMT, kegemukan dapat diinterpretasikan kedalam kategori overweight atau obesitas menurut WHO. Orang yang mengalami obesitas rentan terkena OA lutut karena menopang berat badan yang berlebih. Pada obesitas, beban pada sendi lutut akan bertambah sehingga akan memperparah gejala nyeri pada penderitanya. Penderita OA lutut akan membatasi gerakan untuk menghindari rasa nyeri tersebut, akan tetapi hal ini dapat memicu terjadinya kelemahan dan atrofi pada otot-otot quadriceps yang berperan penting dalam proses berjalan, berdiri, dan menaiki tangga. Pasien OA lutut cenderung berjalan lebih lambat. Penurunan kecepatan berjalan tersebut sebagai kompensasi untuk mengurangi beban berlebih dan nyeri pada sendi yang terganggu. Akibatnya, penderita OA lutut dapat mengalami penurunan aktivitas sehari-hari. Penyakit ini menyebabkan kehilangan pekerjaan dan menghabiskan dana sekitar 100 miliar dollar setiap tahunnya di Amerika Serikat. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan kecepatan berjalan pada penderita osteoartritis lutut di RSD dr. Soebandi Jember. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan untuk meningkatkan terapi non-farmakologis OA lutut salah satunya dengan mengetahui hubungan antara IMT dan kecepatan berjalan pada penderita OA lutut di RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2019. Populasi penelitian ini adalah penderita OA lutut yang berobat di Poli Ortopedi RSD dr. Soebandi periode September 2017 hingga September 2018 yaitu berjumlah 376 orang. Jumlah sampel didapatkan dengan rumus slovin didapatkan sebanyak 79 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Masing-masing sampel yang memenuhi kriteria inklusi dihitung IMT berdasarkan data tinggi badan dan berat badan yang ada pada rekam medik. Selanjutnya dilakukan pengukuran kecepatan berjalan metode Six Minutes Walk Test (6MWT). Penelitian ini melakukan pengambilan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengukuran terhadap IMT dan kecepatan berjalan serta pemerikasaan fisik untuk mengetahui kelainan perbedaan panjang tungkai dan kelainan bentuk pada ekstremitas bawah responden. Data sekunder yang didapatkan dari rekam medik pasien OA lutut. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis univariat dengan statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran distribusi karakteristik responden (umur dan jenis kelamin), nilai IMT, dan nilai kecepatan berjalan pada penderita OA lutut. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini yaitu IMT dan variable terikat penelitian ini yaitu kecepatan berjalan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa OA lutut banyak terjadi pada perempuan sebanyak 52 orang (65,8%) dan usia >65 tahun sebanyak 27 orang (34,2%). Subjek memiliki IMT kategori gemuk tingkat berat sebanyak 32 orang (40,5%) dan memiliki kecepatan berjalan dengan kategori lambat sebanyak 65 orang (82,3%). Berdasarkan uji korelasi Spearman diperoleh nilai p=0,000 yang menunjukkan IMT memiliki hubungan dengan kecepatan berjalan. Adapun besar nilai koefisien korelasi adalah -0,513 yang berarti korelasi sedang. Arah korelasi yang bertanda negatif pada -0,513 berarti bahwa semakin tinggi IMT maka semakin rendah nilai kecepatan berjalan pada penelitian ini. Kesimpulan analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman yaitu terdapat hubungan signifikan antara IMT dan kecepatan berjalan pada penderita OA lutut di RSD dr. Soebandi Jember.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92826
    Collections
    • UT-Faculty of Medical [1535]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository