Perbedaan Teknik Pemerahan terhadap Kontaminasi Salmonella sp. pada Susu Sapi di Kecamatan Ajung dan Arjasa Kabupaten Jember
Abstract
Susu dihasilkan dari sekresi normal kelenjar mamae mamalia atau cairan yang diperoleh dari pemerahan ambing sapi sehat tanpa dikurangi atau ditambah sesuatu. Kandungan protein, glukosa, lipid, garam mineral dan vitamin dengan pH sekitar 6,8 menyebabkan mikroorganisme mudah tumbuh dalam susu. Pencemaran susu oleh mikroorganisme dapat terjadi selama proses pemerahan, penanganan, penyimpanan, dan aktivitas pra-pengolahan. Terdapat dua kelompok bakteri yang sering mencemari susu, yaitu bakteri patogen dan bakteri non patogen. Bakteri patogen contohnya ialah Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Salmonella sp. Sedangkan untuk bakteri non patogen antara lain Micrococcus sp., Pseudomonas sp., dan Bacillus sp. Adanya kontaminasi bakteri patogen di dalam susu dapat menyebabkan terjadinya foodborne diseases. Salah satu bakteri patogen yang paling umum menyebabkan foodborne disease melalui susu ialah Salmonella sp. Kontaminasi Salmonella sp. pada susu terjadi akibat pakan yang dikonsumsi, hewan yang sakit, kandang, wadah, lingkungan, penyimpanan, sanitasi dan higiene pekerja. Adanya kontaminasi Salmonella sp. pada susu sapi yang dikonsumsi manusia dapat menyebabkan terjadinya salmonellosis dengan gejala diare, demam, sakit kepala, mual, sakit abdominal, muntah-muntah, dan feses disertai darah walaupun jarang. Kejadian kontaminasi pada susu dapat dikurangi, salah satunya dengan penerapan teknologi pada saat proses pemerahan, seperti penggunaan milking machine. Pemerahan menggunakan milking machine dapat menekan jumlah total bakteri, menjaga kesehatan ambing sapi, memperbaiki rendemen susu dan kualitas susu.
Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik observasional. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember pada Bulan November 2018 sampai Bulan Januari 2019. Penelitian ini dilakukan pada susu sapi yang diperah di Kecamatan Ajung dan Arjasa Kabupaten Jember. Besar sampel dalam penelitian ini ialah 32 sampel dengan 16 sampel diambil dari peternakan di Kecamatan Ajung dan 16 sampel dari peternakan di Kecamatan Arjasa. Kriteria inklusi penelitian ini adalah susu segar yang diperoleh dari sapi yang sedang fase laktasi, susu segar yang diperoleh dari sapi yang sehat, dan susu segar yang diperah dihari yang sama. Sedangkan untuk kriteria eksklusi sampel yaitu susu segar yang berasal dari sapi hamil dan susu segar yang telah disimpan >24 jam. Variabel bebas pada penelitian ini adalah teknik pemerahan modern dan tradisional, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah kontaminasi bakteri Salmonella sp.
Penelitian dilakukan dengan menanam susu pada media NA untuk menghitung total bakteri dan menanam susu pada media SSA untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Salmonella sp. Kemudian melakukan pewarnaan Gram untuk mengkonfirmasi keberadaan bakteri Salmonella sp. dengan melihat hasil pewarnaan Gram di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 1000x. Analisis data menggunakan fisher exact test dengan interval kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data antara perbedaan teknik pemerahan terhadap kontaminasi bakteri Salmonella sp. pada susu sapi, didapatkan nilai p=0,015 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara teknik pemerahan sederhana dan teknik pemerahan modern terhadap kontaminasi bakteri Salmonella sp. pada susu sapi.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]