Konstruksi pengetahuan mengenai sholawat pada pemuda anggota pengajian bernuansa budaya tradisional sholawat “bhenning” situbondo
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya Strategi dakwah yang berbeda pada pengajian sholawat “bhenning” yang diselenggarakan oleh pengasuh pondok pesantren Salafiyah syafi‟iyah sukorejo yang mengkombinasikan antara islam dan kebudayaan. Yang bertujuan agar generasi muda tertarik untuk mengalihkan perilaku tidak baik menjadi baik dengan mengikuti pengajian sholawat “bhenning”. Tujuan penelitian ini adalah memahami proses konstruksi pada pengajian sholawat “bhenning” dan menganalisis pengetahuan mengenai sholawat melalui pengajian sholawat “bhenning” serta memahami bagaimana masyarakat maupun kelompok pengajian sholawat “bhenning” terkonstruk untuk mengikuti pengajian tersebut. Pengajian Sholawat “bhenning” sendiri merupakan pengajian yang memfokuskan untuk mengubah atau melokalisir kebiasaan generasi muda dari perilaku tidak baik seperti perilaku urakan dimalam minggu menjadi perilaku baik dengan mengikuti pengajian sholawat “bhenning” di malam minggu.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Serta lokasi penelitian berada di Kabupaten Situbondo. Tekhnik yang digunakan dalam penentuan informan menggunakan tekhnik purposive, metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 3 cara yaitu observasi,wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan tekhnik triangulasi. Selanjutnya proses analisis data reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Konstruksi pengetahuan mengenai sholawat pada kelompok pengajian sholawat “bhenning” dikaitkan dengan teori konstruksi sosial Peter L Berger dan Thomas Luckman yang memiliki tiga tahapan atau proses yaitu tahap Eksternalisasi, Objektivasi dan Internalisasi yang selalu bersimultan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku masyarakat khususnya generasi muda yang menyimpang dan berperilaku urakan dapat dilokalisir melalui pengajian sholawat “bhenning”, dalam konstruksi pengetahuan mengenai sholawat yang dilakukan pada kelompok pengajian sholawat “bhenning, dengan adanya transferensi pengetahuan mengenai sholawat berdampak pada perilaku remaja yang kemudian hasil dari transferensi pengetahuan yang didapat dari pengajian sholawat “bhenning” yaitu remaja maupun masyarakat pada kelompok pengajian sholawat “bhenning” membentuk beberapa kegiatan yaitu pengajian Hataman Al-qur‟an, Pengajian GPS2, Pengajian Ratibul Haddad dan membentuk komunitas pengajian. Namun Keikutsertaan remaja dipengajian justru masih banyak hura-hura dari pada inti persoalannya, akhirnya tidak kesubtansinya. Untuk itu perlu bagi remaja khususnya mendalami mengenai pentingnya pengetahuan mengenai sholawat dalam bentuk sebenarnya.