Penerapan Algoritma Invesive Weed Optimization (IWO) pada permasalahan Program Linier (Studi Kasus: Pemanfaatan Lahan Pertanian di Kabupaten Jember)
Abstract
Permasalahan Program Linier merupakan suatu model umum yang dapat
digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang
terbatas secara optimal. Permasalahan ini muncul ketika peneliti menginginkan
solusi yang optimal dari suatu model linier dengan memperhatikan batasanbatasan dari nilai variabel-variabel tertentu. Batasan-batasan tersebut dapat berupa
objek yang terdapat pada berbagai bidang, misalnya pada bidang industri terdapat
variabel tenaga kerja dan mesin, dan sebagainya.
Penelitian ini akan menyelesaikan permasalahan program linier khususnya
di bidang pertanian yaitu pemanfaatan lahan pertanian di Kabupaten Jember
dengan menggunakan algoritma Invasive Weed Optimizatin (IWO) untuk
mengetahui hasil solusi serta waktu komputasi dari penerapan algoritma tersebut.
Terdapat dua macam data yang di gunakan, yaitu data Primer dan data Sekunder.
Data Primer yang digunakan adalah data keuntungan per hektar serta ongkos
tanam per hektar yang dibutuhkan oleh petani untuk masing-masing komoditas
pertanian di Kabupaten Jember. Sedangkan data Sekunder yang digunakan adalah
data luas lahan pertanian di Kabupaten Jember pada Tahun 2014 yang di ambil
dari BPS Kabupaten Jember (2015) serta data luas panen setiap komoditas
pertanian di Kabupaten Jember pada Tahun 2017 yang di ambil dari BPS
Kabupaten Jember (2018). Penyelesaian di bantu dengan program yang di buat
menggunakan software MATLAB dan di jalankan pada Komputer dengan CPU
Intel Core i7, RAM 8GB dan 64-bit OS.
Berdasarkan penelitian, parameter yang berpengaruh terhadap pencapaian
solusi terbaik untuk masalah maksimasi total keuntungan pertanian adalah
parameter Sigmax, Seedmax serta Iterasi maksimum. Sedangkan untuk masalah
minimasi total ongkos tanam adalah parameter Seedmax, Pmax serta Iterasi
maksimum. Semakin besar nilai parameter-parameter tersebut maka solusinya
akan semakin mendekati optimal untuk kedua permasalahan.
Algoritma IWO menghasilkan solusi mendekati solusi optimal yang di
peroleh dari metode simpleks dengan presentase error algoritma IWO sebesar
1,54×10-7 % untuk masalah memeksimalkan total keuntungan pertanian serta
6,21×10-7 % untuk masalah meminimalkan total ongkos tanam. Sehingga dapat di
katakan bahwa algoritma IWO cukup efektif dalam menyelesaikan permasalahan
ini. Namun, apabila dilihat dari waktu kompuasinya, algoritma IWO
membutuhkan waktu komputasi yang lebih lama dari metode simpleks pada
Solver Ms. Excel, sehingga dapat di katakan bahwa algoritma IWO kurang efisien,
Solusi paling maksimum dari permasalahan maksimasi total keuntungan
pertanian yang di dapatkan dengan algoritma IWO yaitu sebesar Rp.
4.127.987.551.171,52 dengan luas panen masing-masing komoditas sebesar
8,6985×104
ha padi sawah, 4,2582×104
ha jagung, 386,5043 ha kacang tanah,
5,8388 ha tomat, 439,5099 ha cabe rawit, 2,4971×104
ha kopi, 342,0712 ha
tembakau dan 9,4583×103
ha kelapa. Sedangkan solusi paling minimum dari
permasalahan minimasi total ongkos tanam dengan algoritma IWO yaitu sebesar
Rp. 357.696.509.830,28 dengan luas panen masing-masing komoditas sebesar
5,4120×104
ha padi sawah, 2,1404×104
ha jagung, 386,5001 ha kacang tanah,
5,8356 ha tomat, 439,5022 ha cabe rawit, 6,6010×103
ha kopi, 342,0520 ha
tembakau dan 9,4583×103
ha kelapa.