Show simple item record

dc.contributor.advisorHani, Evita Soliha
dc.contributor.authorJANNAH, Miftahul
dc.date.accessioned2019-09-05T03:56:52Z
dc.date.available2019-09-05T03:56:52Z
dc.date.issued2019-09-05
dc.identifier.nimNIM141510601018
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92578
dc.description.abstractCabai merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu sentra wilayah penghasil cabai merah di Provinsi Jawa Timur. Kebutuhan konsumsi cabai merah di Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai merah. Konsumsi cabai merah dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga dalam keadaan buah segar atau kering, dan dibutuhkan industri untuk menjadi produk olahan. Produktivitas cabai merah di Kabupaten Banyuwangi mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh pengaruh cuaca. Kondisi tersebut menjadi hambatan dalam pemenuhan permintaan cabai merah. Terhambatnya pasokan cabai merah untuk pendistribusian ke pasar maupun ke industri pengolahan disebabkan oleh belum optimalnya sistem rantai pasokan cabai merah. Tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui manajemen rantai pasokan cabai merah di Kabupaten Banyuwangi terkait dengan struktur, mekanisme, dan pola kelembagaannya; (2) untuk mengetahui efisiensi rantai pasokan cabai merah di Kabupaten Banyuwangi berdasarkan nilai margin pemasaran, farmer’s share, dan efisiensi pemasaran. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method) dengan pertimbangan Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah sentra penghasil cabai merah. Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada Kecamatan Sempu dengan pertimbangan sebagai sentra wilayah cabai merah di Kabupaten Banyuwangi. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dan metode analitik. Sampel dipilih menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Responden merupakan petani cabai merah yang sedang dalam masa panen ketika penelitian berlangsung. Snowball sampling dilakukan untuk melakukan penelitian terhadap lembaga pemasaran cabai merah yang terlibat dalam rantai pasokan cabai merah di Kabupaten Banyuwangi. Data primer diperoleh dari proses observasi, wawancara dan dokumentasi di lokasi penelitian, sedangkan untuk data sekunder diperoleh melalui data dari Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian, dan Balai Penyuluhan Pertanian. Metode analisis yang digunakan pada permasalahan manajemen rantai pasokan dengan metode deskriptif, sedangkan untuk menjawab hipotesis permasalahan kedua dibuktikan dengan menggunakan pendekatan nilai margin pemasaran, farmer’s share dan efisiensi pemasaran untuk melihat kondisi rantai pasokan cabai merah di Kabupaten Banyuwangi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Manajemen rantai pasokan cabai merah di Kabupaten Banyuwangi ini diterapkan dengan membentuk (a) Struktur rantai pasokan cabai merah di Kabupaten Banyuwangi yang meliputi 10 lembaga yaitu petani, Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), supplier, pedagang pengumpul desa, pengirim langsung, pedagang besar luar wilayah Kabupaten Banyuwangi, industri pengolahan, pedagang pasar, pedagang pengecer, serta konsumen. Aliran produk berupa buah cabai merah segar mengalir dari petani menuju kepada konsumen melalui lembaga pemasaran dengan tahapan sortasi dan packing. Aliran informasi mengalir secara dua arah yang berupa informasi jumlah pasokan, kualitas cabai merah, jadwal pendistribusian, dan harga. Aliran keuangan mengalir dari hilir ke hulu dengan mekanisme transaksi pembayaran sistem tunai dan sistem kredit. (b) Mekanisme rantai bersifat modern dengan adanya kerjasama antar mata rantai dan pangsa pasar cabai merah hingga ke luar wilayah Kabupaten Banyuwangi. (c) Pola kelembagaan dalam rantai pasokan cabai merah Kabupaten Banyuwangi adalah pola perdagangan umum dan kemitraan. 2) Rantai pasokan cabai merah di Kabupaten Banyuwangi adalah tidak efisien dikarenakan terdapat saluran distribusi yang tidak memenuhi pendekatan margin pemasaran, farmer’s share, dan efisiensi pemasaran. Saluran distribusi yang tidak memenuhi ketiga pendekatan tersebut adalah saluran distribusi IV (petani-pedagang pengumpul desa-pedagang pasar-pedagang pengecer-konsumen) yang mendapatkan farmer’s share hanya sebesar 68,33%.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries141510601018;
dc.subjectcabai merahen_US
dc.subjectefisiensien_US
dc.subjecthortikulturaen_US
dc.titleAnalisis Rantai Pasokan Cabai Merah di Kabupaten Banyuwangien_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record