Analisa Perbandingan Kapasitas Daya Dukung Pondasi Bore Pile Dengan Menggunakan Metode Empiris dan Dinamik Pada Proyek Jalan Tol Pandaan - Malang
Abstract
Pondasi merupakan bagian penting dari satu bangunan sipil, pondasi sebagai dasar penahan beban terdasar dari suatu konstruksi. Untuk itu diperlukan suatu desain pondasi yang tepat agar tidak terjadi kegagalan struktur pondasi, terutama desain pondasi tiang. Desain pondasi tiang dijelaskan ada empat metode, yaitu secara uji statik, empiris, uji dinamik, dan observasi. Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang akan dibandingkan daya dukung secara empiris dan uji dinamik. Dasar dari desain empiris tersebut dari hasil SPT tanah Tol Pandaan-Malang, sedangkan secara uji dinamik menggunakan PDA Test. Hasil perbandingan daya dukung untuk mengetahui pendekatan empiris yang dapat disarankan dalam mendesain daya dukung pondasi pada lokasi lain yang memiliki karakteristik tanah yang hampir sama dengan Tol Pandaan-Malang. Metode empiris yang digunakan yaitu Meyerhof (1976), Briaud & Tucker (1985), Aoki & de Alencar (1975), Luciano Decourt (1995) dan Bazara & Kurkur (1986). Daya dukung uji dinamik didapat dengan menginterpretasikan kurva uji PDA pada pile A1-10, pile ABT2-23, pile A1-33, pile P1-02, pile P1-08, pile A101 . Selisih daya dukung empiris dibanding uji PDA pada pile A1-10, pile ABT223, pile A1-33, pile P1-02, pile P1-08, pile A1-01 yaitu pendekatan dengan Metode Meyerhof (1976) sebesar 154,356 ton; -19,487 ton; -119,654 ton; 54,276 ton; -48,203 ton; dan 10,026 ton. Metode Briaud & Tucker (1985) sebesar 393,938 ton; 45,844 ton; 258,468 ton; -348,774 ton; -558,215 ton; dan 575,297 ton. Metode Aoki & de Alencar (1975) sebesar -88,153 ton; -1852,142 ton; 1757,076 ton; -86,496 ton; -76,990 ton; dan -197,515 ton. Metode Luciano Decourt (1995) sebesar -188,231 ton; -1169,877 ton; -1011,193 ton; -208,967 ton;
-166,819 ton; dan -292,77 ton. Metode Bazara & Kurkur (1986) sebesar -44,595 ton; -2,732 ton; -24,886 ton; -38,094 ton; 3,984 ton; dan -20,871 ton. Hasil perbandingan dengan metode Meyerhof (1976), Aoki & de Alencar (1975), dan Bazara & Kurkur (1986) dapat disarankan untuk mendesain daya dukung tiang bor karena rata-rata hasil perbandingan masuk dalam toleransi ±18% yaitu 9,27%, 17.10% dan 3,59%. Metode tersebut disarankan pada perencanaan daya dukung tiang bor silinder dengan diameter 120 cm pada tanah lapis lempung. Metode Briaud & Tucker (1985) dan Luciano Decourt (1995) tidak disarankan untuk mendesain daya dukung tiang bor karena rata-rata hasil perbandingan tidak masuk dalam toleransi ±18% yaitu 72.67% dan 31.99%. Sedangkan metode Meyerhof (1976), Briaud & Tucker (1985) dan Bazara & Kurkur (1986) dapat disarankan untuk mendesain daya dukung tiang bor karena rata-rata hasil perbandingan masuk dalam toleransi ±18% yaitu 4.64, 10.16%% dan 0.91%. Metode tersebut disarankan pada perencanaan daya dukung tiang bor silinder dengan diameter 120 cm pada tanah pasir. Metode Aoki & de Alencar (1975) dan Luciano Decourt (1995) tidak disarankan untuk mendesain daya dukung tiang bor karena rata-rata hasil perbandingan tidak masuk dalam toleransi ±18% yaitu 128.25% dan 77.80%.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]