dc.description.abstract | Perilaku prososial dipandang sebagai salah satu perilaku yang sangat diperlukan, karena manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan dalam tujuan hidup. Hasil penelitian Elyana (2006), Aulina (2014), dan Rabiah dan Tamba (2014) yaitu metode bermain peran makro dapat meningkatkan perilaku prososial anak. Pada kelas Batita 2 PAUD Terpadu Al Furqan menerapkan sentra bermain peran besar dan perkembangan perilaku prososial anak di kelas Batita 2 masih di tahap perkembangan. Mengingat bahwa pembelajaran sentra bermain peran besar seharusnya dapat meningkatkan perilaku prososial anak usia dini, tetapi pada jenjang batita tampaknya penerapan bermain peran besar tersebut membutuhkan strategi tersendiri. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan pembelajaran sentra bermain peran besar untuk meningkatkan perilaku prososial anak usia 2-3 tahun di PAUD Terpadu Al Furqan Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2018/2019?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan pembelajaran sentra bermain peran besar untuk meningkatkan perilaku prososial anak usia 2-3 tahun di PAUD Terpadu Al Furqan Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang diperoleh dari informan kunci yaitu guru sentra bermain peran besar di kelas batita 2 dan informan pendukung yaitu anak di kelas Balita 2 dan Koordinator Kurikulum PAUD Terpadu Al Furqan. Waktu pelaksanaan penelitian selama 3 minggu. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan melalui empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sentra bermain peran besar di kelas Batita 2 PAUD Terpadu Al Furqan lebih berfokus kepada latihan kegiatan sehari-hari bagi individu anak melalui metode modeling dan metode bercerita. Pembelajaran ini lebih fokus kepada aktivitas individu dan guru kurang menstimulus perilaku prososial anak. Perilaku prososial anak muncul dalam bentuk yaitu 1) peduli dengan orang lain (tersenyum, menanggapi bicara) muncul saat kegiatan bertanya jawab secara sederhana pada kegiatan awal main dan muncul ketika guru memberikan dukungan main berupa pertanyaan kepada anak pada pijakan saat main, 2) membagi pengalaman yang benar dan salah (recalling) muncul saat guru bertanya kepada setiap anak saat recalling, 3) bermain bersama berdasarkan aturan (fokus dan beres-beres) muncul maka guru memberikan dukungan main berupa lima skala pendampingan dan modeling pada kegiatan saat main. Namun, perilaku prososial bermain secara kooperatif dalam kelompok muncul secara spontan saat anak ingin memainkan alat main yang sama, perilaku prososial memberitahu teman dengan gerakan sederhana atau isyarat muncul secara spontan saat anak merasa tidak nyaman terhadap perilaku teman kepada dirinya dan perilaku prososial bermain bersama berdasarkan aturan kontrol diri muncul dari diri anak sendiri saat anak bermain peran. Saran bagi guru yaitu guru dapat memperkuat modeling dengan can meraih perhatian dan motivasi serta guru dapat menstimulus perilaku prososial anak melalui penataan lingkungan main yang sengaja dapat digunakan bersama-sama dan selama pijakan main guru memfasilitasi interaksi sosial anak dengan kegiatan main peran bersama atau peran-peran kerja sama sederhana. | en_US |