Kohesi Leksikal pada Wacana Berita dalam Majalah Sekolah ASPARAGUS Edisi 2016-2018 dan Pemanfaatannya sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Menulis Teks Berita di SMP
Abstract
Bahasa berperan penting dalam menyampaikan pesan dan informasi kepada orang lain. Pesan dan informasi dapat tersampaikan kepada orang lain dengan bahasa yang jelas serta menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif merupakan kalimat yang ringkas. padat, dan memiliki kepaduan bentuk. Kohesi leksikal merujuk pada kepaduan bentuk yang menghubungkan antara proposisi yang satu dengan proposisi lainnya dalam suatu teks. Unsur kohesi leksikal tersebut merupakan salah satu faktor terpenting dalam rangka meningkatkan keterbacaan dan kelancaran pemahaman antarbagian dalam komunikasi tulis. Komunikasi tulis yang banyak dijumpai saat ini di antaranya wacana berita.. Salah satunya terdapat pada majalah sekolah ASPARAGUS (Aspirasi dan Kreasi Siswa Asembagus). Oleh sebab itu, penelitian ini mendeskripsikan (1) bentuk kohesi leksikal pada wacana berita dalam majalah sekolah ASPARAGUS edisi 2016-2018; (2) pemanfaatan kohesi leksikal pada wacana berita dalam majalah sekolah ASPARAGUS edisi 2016-2018 sebagai altematif materi pembelajaran menulis teks berita di SMP. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa leksikon (kosakata) yang mengindikasikan bentuk kohesi leksikal yang terdapat pada wacana berita dalam majalah sekolah ASPARAGUS edisi 2016-2018 dan kompetensi dasar bahasa Indonesia SMP kelas VIII untuk dimanfaatkan sebagai alternatif sumber belajar pada pembelajaran teks berita di SMP. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri atas reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kohesi leksikal yang ditemukan pada wacana berita dalam majalah sekolah ASPARAGUS edisi 2016-2018 yaitu bentuk reiterasi (pengulangan), antonimi, dan kolokasi. Bentuk reiterasi (pengulangan) yang ditemukan meliputi repetisi, sinonimi, substitusi, hiponimi, dan ekuivalensi. Bentuk repetisi (ulangan) meliputi repetisi, repetisi dalam bentuk lain, repetisi epizeuksis, repetisi tautotes, repetisi epanalepsis, dan repetisi anadiplosis. Bentuk sinonimi yang ditemukan meliputi sinonimi kata dengan kata, sinonimi kata dengan frasa atau sebaliknya, dan sinonimi frasa dengan frasa. Bentuk antonimi yang ditemukan adalah bentuk oposisi hubungan. Bentuk terakhir yang ditemukan adalah kolokasi. Pada penelitian ini terdapat temuan penting yaitu bentuk repetisi subtraktif. Repetisi subtraktif berarti mengulang satu fungsi dalam kalimat dengan pengurangan bentuk. Kohesi leksikal dapat dijadikan sebagai alternatif materi pembelajaran kebahasaan pada siswa jenjang SMP kelas VIII semester ganjil dengan berpedoman pada kurikulum 2013 revisi 2017. Pembelajaran tentang kohesi leksikal memberikan pengetahuan tentang penggunaan repetisi, sinonimi, substitusi, dan antonim. Kompetensi inti yang digunakan adalah KI 3. dan KI 4. Kompetensi dasar yang digunakan adalah ICD 3.2 dan KD 4.2. Saran yang direkomendasikan dari hasil penelitian ini ditujukan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan peneliti sebidang ilmu. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, disarankan dapat menyampaikan materi pembelajaran tentang kohesi leksikal pada wacana berita dengan contoh agar siswa lebih memahami dan memperoleh pengetahuan yang jauh lebih luas. Bagi peneliti lain sebidang ilmu, disarankan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan untuk mengadakan penelitian lanjutan dalam ruang lingkup yang lebih luas tentang kebahasaan lainnya.