Implikatur Tindak Tutur Guru Kepada Siswa Tunagrahita dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX di SMA LB Negeri Banyuwangi
Abstract
Implikatur yang diinterpretasi dari segmen tutur dan konteks tutur tertentu selalu lebih dari satu yang bersifat persuasif. Mengandung implikatur apabila dalam tindak tutur terdapat segmen tutur yang dikaitkan dengan konteks tutur bermakna proporsional dan tidak sejajar dengan maksud yang dituturnya. Maksud yang telah dipahami melalui berbagai implikatur tindak tutur dan telah memiliki persamaan maksud dengan penutur disebut dengan implikatum. Implikatum dapat dipahami dengan menganalisis konteks tutur tertentu yang menyertai segmen tutur. Konteks tutur yang memicu timbulnya berbagai implikatur pada sebuah tuturan terdapat pada proses pembelajaran bahasa Indonesia kelas IX di SMALB Negeri Banyuwangi. Proses pembelajaran tunagrahita menarik untuk diteliti sebab kondisi mental siswa tunagrahita memengaruhi bahasanya. Pengaruh kondisi mental terhadap bahasa tunagrahita menimbulkan bentuk komunikasi yang lebih singkat antara penutur dan mitra tutur jika dibandingkan dengan penutur umum. Hal tersebut berhubungan dengan kuantitas atau jumlah informasi yang diberikan dalam suatu percakapan. Bentuk komunikasi yang singkat dalam percakapan siswa tunagrahita belum tentu mudah dipahami, sehingga perlu disesuaikan dengan konteks dalam tuturan. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) konteks apakah yang memicu timbulnya implikatur tindak tutur guru kepada siswa tunagrahita dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia kelas IX di SMALB Negeri Banyuwangi; dan (2) bagaimanakah implikatum dari berbagai implikatur tindak tutur guru kepada siswa tunagrahita dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia kelas IX di SMALB Negeri Banyuwangi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data penelitian berupa segmen tutur dan konteks tutur dari tindak tutur guru kepada siswa tunagrahita dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas IX. Sumber data adalah tindak tutur percakapan guru kepada siswa tunagrahita dalam pemebelajaran bahasa Indonesia kelas IX di SMALB Negeri Banyuwangi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam, teknik simak catat, teknik wawancara, dan teknik pengolahan data. Teknik analisis data deskriptif kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat bantu pengumpul data, tabel pengumpul data, dan tabel analisis data. Proses penelitian terdiri atas tiga tahap yakni, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Hasil dan pembahasan penelitian implikatur tindak tutur guru kepada siswa tunagrahita dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas IX di SMALB Negeri Banyuwangi ditemukan konteks yang memicu timbulnya implikatur yaitu, (1) konteks eksistensial, situasional, ko-tekstual, aksional, dan psikologis: (2) konteks eksistensial, situasional, ko-tekstual, dan psikologis: dan (3) konteks eksistensial, situasional, ko-tekstual, dan aksional. Selanjutnya, implikatum ditemukan dari berbagai implikatur dalam penelitian yaitu, (1) implikatum menyuruh, (2) implikatum memberitahu, (3) implikatum mengajak, (4) implikatum perhatian, (5) implikatum mengasihi, (6) implikatum mempersilahkan, (7) implikatum mengizinkan, (8) implikatum mengklarifikasi, dan (9) implikatum menutup . Berdasarkan hasil penelitian ini, hal-hal yang dapat disarankan yakni hasil penelitian ini disarankan sebagai salah satu bahan telaah untuk diskusi dalam pembelajaran pragmatik khususnya implikatur tindak tutur. Bagi guru Sekolah Luar Biasa (SLB) yang menangani tunagrahita, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai cara berkomunikasi yang baik dengan siswa tunagrahita agar komunikasi dapat berjalan lancar. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber bacaan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang relevan dengan bahasan yang lebih luas dan objek yang berbeda.