Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Tema Indahnya Keragaman di Negeriku Siswa Kelas IV SDN Kepatihan 03 Jember
Abstract
Aktivitas belajar siswa perlu dibangun agar situasi di dalam kelas tidak hanya berpusat pada guru. Berbagai kendala selama proses pembelajaran tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dan sebagian siswa masih tidak mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Perlunya media dan model pembelajaran yang menarik untuk pemahaman siswa terhadap materi agar siswa tidak terpaku hanya dari buku saja. Siswa perlu melakukan percobaan dan menggunakan media yang menunjang agar proses pembelajaran tidak membosankan, hal ini dapat membuat pengalaman yang berarti bagi siswa karena mereka melakukannya secara langsung. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat menjadi solusi karena model pembelajaran ini menggunakan media kartu pasangan yaitu kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang berisi materi sehingga membuat siswa terlibat secara langsung dalam menemukan konsep materi yang dipelajari.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “berapakah persentase peningkatkan aktivitas belajar siswa dan berapakah skor peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match tema indahya keragaman di negeriku siswa Kelas IV SDN Kepatihan 03 Jember?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung persentase peningkatan aktivitas belajar siswa dan skor peningkatan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match tema indahya keragaman di negeriku siswa Kelas IV SDN Kepatihan 03 Jember.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Metode pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan tes. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kepatihan 03 Jember kelas IV A dengan jumlah 31 siswa. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Siklus I siswa belajar gaya otot, gaya gesek, gaya gravitasi, dan cara menemukan pokok pikiran dalam paragraf, sedangkan siklus II siswa belajar mengenai gaya magnet, gaya pegas, gaya listrik, dan tempo nada lagu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan persentase aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Secara klasikal, persentase aktivitas belajar siswa saat prasiklus sebesar 30,9% dengan kriteria kurang aktif. Hasil setelah diberikan tindakan yaitu pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 61,79% dengan kriteria aktif. Pada siklus II menjadi sebesar 87,4% dengan kriteria sangat aktif. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Secara klasikal pada prasiklus skor sebesar 71,12 dengan criteria cukup baik. Skor hasil setelah diberikan tindakan pada siklus I skor hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 79,61 dengan criteria cukup baik. Pada siklus II menjadi sebesar 85,16 dengan kriteria baik.
Berdasarkan kesimpulan di atas terdapat beberapa saran yaitu: (a) bagi guru, diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam proses pembelajaran, karena dapat membuat siswa lebih antusias dan aktif dalam belajar, sehingga materi yang disampaikan dengan cara bermain kartu pasangan lebih mudah dipahami siswa, (b) bagi peneliti lain, hasil penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat dijadikan
acuan dan masukan untuk penelitian selanjutnya dengan materi yang berbeda serta dapat dikembangkan dengan variasi permainan yang berbeda.