Dinamika Busana Pengantin Jember Sari di Kabupaten Jember Tahun 2005-2018
Abstract
Busana pengantin Jember Sari merupakan busana pengantin khas Kabupaten Jember. Jember Sari lahir karena proses perpaduan dari budaya Jawa dan Madura atau biasa disebut pandalungan. Selain memadukan dua budaya, yaitu Jawa dan Madura, busana Jember Sari juga menampilkan komoditi khas Kabupaten Jember yaitu tembakau dan Jagung. Permasalahan yang ingin dikaji yaitu; 1) Bagaimana latar belakang lahirnya busana pengantin Jember Sari di Kabupaten Jember tahun 2005?; 2) Bagaimana proses pengkajian hingga penetapan busana pengantin Jember Sari sebagai busana pengantin khas di Kabupaten Jember?; 3) Bagaimana dinamika busana pengantin Jember Sari tahun 2005-2018?.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahapan; heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Teori yang digunakan yaitu teori akulturasi dengan pendekatan antropologi budaya. Hasil penelitian ini, latar belakang lahirnya busana pengantin Jember Sari disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor sosial budaya dan faktor himbauan dari HARPI “Melati” pusat. Faktor sosial budaya, pada abad XIX muncul perkebunan-perkebunan swasta yang ada di kabupaten Jember. banyaknya perkebunan swasta ini menyebabkan orang Jawa dan Madura bermigrasi ke Jember untuk mendapatkan pekerjaan. Orang Jawa dan Madura ini hidup berdampingan di Jember sehingga melahirnya budaya baru yang disebut dengan budaya pandalungan. Salah satu hasil dari budaya pandalungan adalah busana pengantin Jember Sari. Pada Tahun 2003, HARPI “Melati” pusat menghimbau pada setiap daerah agar memiliki busana pengantin daerah. Setelah itu berdasarkan dengan ide dari ketua HARPI ”Melati” Jember maka dilakukan penggalian dan penelitian mengnai busana pengantin Jember pada tahun 2005. Proses pengkajian busana pengantin yaitu dengan memperthatikan detail dari busana pengantin Jember Sari mulai dari kebaya, beskap, kain jarit dan selop. Busana pengantin Jember Sari dibakukan menjadi busana pengantin khas Jember melalui beberapa proses diantaranya, seminar, pembuatan buku Jember Sari, pra-lokakarya dan lokakarya nasional. Dalam lokakarya nasional yang ditampilkan bukan hanya busana pengantin, tata rias tetapi juga upacara adat temu manten. Setelah lokakarya nasional busana beserta pengantin Jember Sari dibakukan oleh HARPI “Melati” Pusat menjadi pengantin khas Jember dengan SK Nomor; SKEP/027/DPP.M/KU/II/2014. Dinamika busana Pengantin Jember Sari antara lain: periode pertama, tahun 2005-2007 adalah periode penelitian dan penggalian Jember Sari serta lahirnya busana pengantin yang pertama. Periode ini lahir busana pengantin Jember Sari yang baku mulai dari mode, motif dan aksesoris pelengkap busana pengantin Jember Sari. Periode kedua, tahun 2007-2013 terdapat perkembangan motif pada busana pengantin yang pakem menjadi 3 motif tembakau yang berbeda yang pertama motif daun dan bunga tembakau, motif yang kedua motif daun dan pohon tembakau dan yang ketiga motif pohon tembakau. Periode ketiga, tahun 2013-2018 terdapat perkembangan mode, yaitu lahirnya busana pengantin Jember Sari modifikasi. Berbahan brokat dan memiliki ekor pada kebayanya, sedangkan pada busana putra memakai kain dan ditutup jas. Simpulan dari penelitian ini adalah, latar belakang busana pengantin Jember Sari lahir adalah karena faktor sosialbudaya dan faktor himbauan dari DPP HARPI “Melati”. Proses pengkajian busana pengantin Jember Sari dengan memperhatikan detail dari kebaya, beskap, kain jarit dan selop. Proses penetapan busana pengantin Jember Sari adalah dengan membuat buku beserta makna filosofisnya, pra-lokakarya dan puncaknya adalah diadakan lokakarya nasional. Dinamika dari tahun 2005-2018 yaitu: periode tahun 2005-2007 adalah periode penenetilian dan penggalian busana Jember Sari mulai dari mode, motif dan aksesoris pelengkap. Periode tahun 2007-2013 terdapat perkembangan motif pada busana pengantin yang pakem menjadi 3 motif tembakau yang berbeda. Periode tahun 2013-2018 terdapat perkembangan mode, yaitu lahirnya busana pengantin Jember Sari modifikasi.