dc.description.abstract | Self Monitoring Blood Glucose (SMBG) merupakan salah satu perawatan dari program manajemen diabetes melitus yang bisa menekan komplikasi. Sebagian besar pasien lalai dalam pelaksanaan praktik SMBG. Rendahnya praktik SMBG dipengaruhi oleh rendahnya pasien dalam melakukan akses layanan kesehatan yang berhubungan dengan rendahnya health literacy (1-1L) pasien. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara HL dan SMBG pada pasien DM tipe 2 di RSD dr. Soebandi Jember. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu health literacy dan variabel dependen yaitu self monitoring blood glucose. Penelitian ini menggunakan 109 responden dengan teknik sampling consequtive sampling. Pengukuran tingkat HL menggunakan kuisioner Health Literacy Survey Europe 16 Quesstionaire (HLS-ELT 16Q) dan tingkat SMBG diukur dengan Self Monitoring Blood Glucose Quesstionaire (SMBG-Q). Analisa bivariat menggunakan uji korelasi spearman (a < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan 38.5% responden memiliki tingkat health literacy middle dan 84.4% responden memiliki nilai praktik SMBG baik. Terdapat korelasi yang signifikan dan berarah positif antara health literacy dengan self monitoring blood glucose pada pasien DM tipe 2 (p value = <0,001 dan r = 0,444). HL yang adekuat akan meningkatkankan kemampuan pasien dalam menerima informasi terkait perawatan DM, sehingga pasien akan memiliki pemahaman yang tepat. Pemahaman yang baik akan menyebabkan SMBG yang baik. Penelitian ini dapat menjadi dasar bagi perawat untuk mengkaji tingkat HL pasien sebelum menentukan rencana intervensi keperawatan. | en_US |