Daya Hambat Ekstrak Buah Stroberi (Fragaria vesca Linn) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus
Abstract
Staphylococcus aureus adalah mikroorganisme yang paling banyak dijumpai pada angular cheilitis. Angular cheilitis merupakan keradangan pada salah satu sudut mulut atau kedua sudut mulut yang dapat meluas melibatkan komisura bibir dan kulit sekitarnya. Karakteristik dari angular cheilitis adalah terdapat erosi, fissure, ulserasi, dan kemerahan disertai sensasi terbakar, nyeri dan kekeringan di sudut mulut. Prevalensi terjadinya angular cheilitis yaitu 0,2-15,1% pada anak-anak dan 0,7-3,8% pada orang dewasa. Selama ini perawatan yang dianggap sangat efektif terhadap lesi angular cheilitis yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah antibiotik asam fusidat. Antibiotik ini efektif terhadap berbagai bakteri Gram positif terutama bakteri S. aureus, namun dapat meningkatkan resiko resistensi apabila pemakaian jangka panjang. Selain itu, juga memiliki efek samping seperti skin rash, urticaria, dan iritasi pada sekitar infeksi. Dalam mengatasi resiko dan efek samping dari antibiotik tersebut, maka diperlukan alternatif pengobatan lain. Salah sate alternatif dengan menggunakan tanaman herbal, yaitu buah stroberi. Buah stroberi (Fragaria vesca L.) mengandung flavanoid, antosianin, katekin dan tannin yang diduga sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak buah stroberi terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian experimental laboratories dengan menggunakan rancangan the post test only control group design. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2018 di Laboratorium Biosience Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jumlah keseluruhan sampel penelitian yang digunakan sebanyak 30 sampel; terdiri dari 6 kelompok penelitian yaitu ekstrak buah stroberi dengan konsentrasi 100%, 80%, 40%, 20%, antibiotik asam fusidat (kontrol positif) dan aquades steril (kontrol negatif) dengan besar sampel sebanyak 5 untuk setiap kelompok. Metode uji antibakteri yang digunakan adalah disk diffusion. Masing- masing kelompok perlakuan, kontrol positif, dan kontrol negatif diteteskan pada blank paper disk sebanyak 20 !IL dengan menggunakan mikropipet. Kemudian disc diletakkan pada media Meuller Hinton Agar (MHA) yang telah diinokulasi suspensi bakteri dengan menggunakan pinset steril. Hal tersebut diulangi pada petridish ke-2, 3, 4, dan 5. Semua petridish dimasukkan dalam desikator dan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 °C menggunakan inkubator. Diameter zona hambat yang terbentuk diukur menggunakan jangka sorong dan data dicatat dalam satuan milimeter. Data basil pengamatan ditabulasi dan dilakukan analisis secara statistik. Berdasarkan basil uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Levene maka didapatkan data basil penelitian berdistribusi normal dan homogen sehingga dilanjutkan dengan uji statistik parametrik One Way Anova. Hasil uji One Way Anova didapatkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (<0,05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada seluruh kelompok penelitian. Setelah uji One Way Anova, maka dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD). Hasil uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antar kelompok penelitian yang ditandai dengan nilai signifikansi (p) lebih kecil dan 0,05. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah stroberi, maka semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk. Berdasarkan kategori Davis dan Stout, maka dapat diketahui bahwa ekstrak buah stroberi dengan konsentrasi 100%, 80%, 40%, dan 20% sudah memiliki kemampuan yang baik dalam menghambat pertumbuhan S. aureus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak buah stroberi (Fragaria vesca L.) memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan S. aureus. Konsentrasi ekstrak buah stroberi yang memiliki daya hambat tertinggi terhadap pertumbuhan S. aureus yaitu konsentrasi 100%.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]