Bentuk Perlawanan Petani Lahan Kering di Desa Bantal Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo
Abstract
Hasil penelitian ini, menemukana bahwa ada perlawanan yang dilakukan
oleh para petani yang ada di daerah atas yang area persawahannya tidak memiliki
akses irigasi dan juga tidak ada sublok atau pihak pengairan yang mengatur
jadwal irigasi. Berbeda dengan para petani yang ada di area persawahan bawah
yang mempunyai akses dan juga ada sublok untuk mengatur jadwal irigasanya.
Dari ketidak adilan kebijakan yang dilakukan oleh pihak pengairan setempat
sehingga para petani melakukan perlawanan agar area persawan mereka dapat di
airi.
Perlawanan yang dilakukan para petani yang ada di area persawahan atas
yaitu dengan perlawanan terbuka dan juga perlawanan tersembunyi atau tertutup.
Perlawanan secara terbuka para petani melakukannya dengan cara membuat kincir
untuk mengairi sawahnya. sedangkan perlawanan yang dilakukan secara
tersembunyi para petani mengungkapkan kekesalannya dengan cara hanya
bercerita dengan petani lainnya. Awalnya para petani mengairi sawahnya
menggunakan kincir dan juga ada yang menggunakan mesin penyedot air. Hal
tersebut dilarang oleh pemerintah pengairan setempat karena di khawatirkan para
petani yang area sawahnya di bawah kekurangan air untuk mengairi sawahnya.
akhirnya untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah pengairan setempat
mengadakan rapat yang mengundang para petani dan hasil rapat para petani yang
ada di area atas. Hasil rapat tersebut pemerintah pengairan setemoat menyepakati
memperbolehkan para petani untuk menggunakan kincir untuk mengairi
sawahnya dan tidak memperbolehkan para petani menggunakan mesin penyedot
air. Setelah itu para petani yang ada di area atas menggunakan kincir untuk
mengairi sawahnya sampai saat ini.