Uji Sitotoksisitas Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea Canephora) Pada Sel Mononuklear Darah Tepi (PBMC)
Abstract
Tanaman herbal dikenal mempunyai manfaat terhadap kesehatan dan sudah banyak diteliti efeknya seperti antikanker, anti mikrobial, antijamur, antioksidan serta antiinflamasi. Tanaman kopi robusta merupakan salah satu tanaman herbal yang banyak dikembangkan saat ini. Biji kopi robusta secara alami memiliki komponen bioaktif seperti flavonoid, trigonelline, kafein, asam klorogaenat dan polifenol yang memiliki aktifitas sebagai imunomodulator, antioksidan, antiinflamasi dan antibakteri. Tanaman ini dipercaya masyarakat tidak menimbulkan efek toksik, tetapi diduga juga secara ilmiah tanaman herbal ini secara alami memiliki efek toksik. Tanaman kopi hingga saat ini belum banyak dilakukan penelitian secara ilmiah untuk membuktikan toksisitasnya terutama pada ekstrak biji kopi robusta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Mengetahui apakah ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) dengan konsentrasi 31,25 µg/ml, 62,5 µg/ml dan 125 µg/ml menunjukkan efek toksik terhadap sel mononuklear darah tepi (PBMC). Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian adalah the posttest group design. Penelitian menggunakan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora). Penelitian dilakukan pada bulan April 2018, bertempat di Laboratorium Bioscience. Pembuatan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) menggunakan metode maserasi, kemudian dilakukan pengenceran untuk memperoleh konsentrasi 31,25 µg/ml, 62,5 µg/ml dan 125 µg/ml. Konsentrasi 125 µg/ml ini digunakan sebagai konsentrasi tertinggi pada penelitian ini karena hasil penelitian pendahuluan dengan menggunakan konsentrasi 125 µg/ml, 250 µg/ml dan 500 µg/ml, menunjukkan bahwa konsentrasi 125 µg/ml merupakan konsentrasi yang tidak
toksik pada sel PBMC. Isolat PBMC yang digunakan diambil dari darah vena perifer orang sehat. Isolat PBMC dibagi menjadi kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan yaitu, kelompok perlakuan 1 (P1) adalah isolat PBMC dipapar dengan ekstrak kopi 31,25 µg/ml, kelompok perlakuan 2 (P2) adalah isolat PBMC dipapar dengan ekstrak kopi 62,5 µg/ml dan kelompok perlakuan 3 (P3) adalah isolat PBMC dipapar dengan ekstrak kopi 125 µg/ml. Setelah dilakukan eksperimen, viabilitas sel dihitung menggunakan mikroskop inverted perbesaran 400x (trypan blue) dan menggunakan ELISA reader (MTT). Data dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-wilk dan uji homogenitas Levene, kemudian dilanjutkan uji parametrik One Way Anova dan uji beda LSD (Least Significance Difference). Hasil penelitian menggunakan trypan blue menunjukkan bahwa semua kelompok uji memiliki sifat sitotoksisitas yang berbeda terhadap sel PBMC. Jumlah rata-rata persentase sel tertinggi yaitu pada kelompok kontrol sebesar 91,07% sedangkan viabilitas sel PBMC terhadap ekstrak biji kopi robusta dengan konsentrasi 31,25 µg/ml, 62,5 µg/ml dan 125 µg/ml masing-masing sebanyak 75,19%, 67,7% dan 57,6%. Sedangkan hasil penelitian uji sitotoksisitas menggunakan MTT menunjukkan rata-rata persentase viabilitas sel PBMC terhadap ekstrak biji kopi robusta dengan konsentrasi 31,25 µg/ml menunjukkan viabilitas sel sebanyak 87,2%, pada konsentrasi ekstrak kopi 62,5 µg/ml sebanyak 79,4% dan konsentrasi 125 µg/ml sebanyak 74,2%. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa dengan pengamatan menggunakan metode MTT menunjukkan bahwa ekstrak biji kopi yang bersifat non-toksik terhadap sel PBMC adalah konsentrasi 31,25 µg/ml, sedangkan konsentrasi 62,5 µg/ml dan 125 µg/ml bersifat sitotoksik lemah. Hasil penggunaan metode trypan blue, ekstrak biji kopi robusta konsentrasi 31,25 µg/ml dan konsentrasi 62,5 µg/ml bersifat sitotoksik lemah sedangkan konsentrasi 125 µg/ml menunjukkan sifat sitotoksik menengah terhadap sel PBMC. Viabilitas sel PBMC tertinggi terdapat pada konsentrasi 31,25 µg/ml dan viabilitas sel PBMC terendah terdapat pada konsentrasi 125 µg/ml
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]