Motivasi Kerja Dengan Penerapan 5R Pada Pekerja di Industri Kerupuk Rambak Dusun Krajan Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Jember
Abstract
Penerapan 5R merupakan suatu budaya industri yang apabila budaya 5R ini tidak diterapkan di industri atau perusahaan maka tempat kerja akan menjadi kotor, licin, berserakan, dan tidak teratur yang akan mengakibatkan sumber bahaya. Pekerja industri kerupuk rambak di Dusun Krajan, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, Jember pernah diarahkan untuk melakukan penerapan 5R oleh top manager namun belum optimal. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan penerapan 5R di industri adalah peningkatan motivasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara motivasi kerja dan penerapan 5R pada pekerja di industri kerupuk rambak di Dusun Krajan, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, Jember. Jenis penelitian ini termasuk penelitian analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan di industri kerupuk rambak di Dusun Krajan, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, Jember selama Bulan September tahun 2018-Januari tahun 2019. Pengambilan data dilakukan melalui wawacara dengan menggunakan kuesioner dan observasi dengan menggunakan lembar observasi kepada 40 pekerja. Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia, masa kerja, pendidikan, dan motivasi kerja, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini penerapan 5R. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Data yang tersedia disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sebagian besar berada pada usia 32-45 tahun dan 46-59 tahun. Sebagian besar pekerja merupakan lulusan sekolah menengah, dan sebagian besar pekerja memiliki masa kerja 6-15 tahun. Hasil pengukuran motivasi kerja didapatkan sebagian besar pekerja memiliki motivasi kerja yang cukup (skor 22-42) dan dari hasil perhitungan rata-rata dari
setiap hirarki motivasi kerja menunjukkan bahwa kebutuhan aktualisasi diri memiliki nilai paling rendah (38,61%) dan kebutuhan rasa aman memiliki nilai paling tinggi (64,37%). Hasil observasi penerapan 5R menunjukkan perilaku penerapan 5R sebagian besar pada kategori baik (skor 25-36) dan berdasarkan hasil perhitungan rata-rata tiap komponen 5R menunjukkan bahwa komponen rajin memiliki nilai paling rendah (39,37%) dan komponen ringkas memiliki nilai paling tinggi (66,67%). Terdapat hubungan antara karakteristik responden yang meliputi tingkat pendidikan (p<0,05) dengan penerapan 5R, namun tidak ada hubungan antara karakteristik responden yang meliputi usia (p=1,00) dan masa kerja (p=0,21) dengan penerapan 5R. Terdapat hubungan antara motivasi kerja (p<0,05) dengan penerapan 5R.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]