Optimasi Kecepatan dan Lama Pengadukan dalam Preparasi Hollow Microspheres Ranitidin Hidroklorida
Abstract
Ulkus peptikum adalah gangguan pada saluran gastrointestinal yang ditandai oleh kerusakan pada lapisan mukosa akibat sekresi pepsin dan asam lambung yang berlebih. Pengobatan yang dapat digunakan salah satunya yaitu ranitidin hidroklorida. Ranitidin hidroklorida merupakan obat golongan antagonis reseptor 1-3-2 yang memiliki mekanisme kerja untuk menurunkan sekresi asam lambung. Ranitidin hidroklorida diabsorbsi baik di lambung, memiliki bioavailabilitas 50%, dan memiliki waktu paruh yang singkat yaitu sekitar 2-3 jam. Dosis ranitidin hidroklorida yang direkomendasikan adalah 150 mg dua kali sehari. Dosis konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung 5 hingga 10 jam. Alternatifnya dengan dosis 300 mg sekali sehari, namun penggunaan ranitidin hidroklorida dengan dosis 300 mg dapat meningkatkan fluktuasi kadar obat dalam plasma dank, sehingga diperlukan formulasi sediaan controlled release untuk mengontrol pelepasan obat. Perrnasatahan obat ranitidin hidroklorida tersebut dapat diatasi dengan rnengembangkan bentuk sediaan controlled release oral yang dapat mengendalikan pelepasan obat dalam gastrointestinal track (GIT), mempertahankan konsentrasi obat yang efektif dalam darah untuk periode waktu yang lebih lama serta memberikan bioavailabilitas yang lebih baik. Hallow microspheres merupakan salah satu bentuk sediaan multiple unit, berbentuk sferis berupa partikel berongga berbentuk bola kosong tanpa inti. Densitas yang lebih rendah daripada cairan lambung membuat hollow microspheres mengapung dan dapat tinggal lebih lama di dalam lambung. Seiring obat dalam bentuk hollow microspheres mengapung, obat dilepaskan secara perlahan sehingga menurunkan fluktuasi konsentrasi obat dalam plasma darah.
Pada penelitian ini dilakukan optimasi kecepatan dan lama pengadukan dalam preparasi hollow microspheres ranitidin hidroklorida menggunakan metode solvent evaporation. Hollow microspheres dipreparasi menggunakan HPMC dan etil selulosa sebagai polimer, diklorometana dan etanol sebagai pelarut fase internal, span 80 sebagai surfaktan, parafin cair sebagai fase eksternal dan petroleum ether sebagai agen pencuci. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula optimum hollow microspheres ranitidin hidroklorida dari faktor kecepatan dan lama pengadukan beserta interaksinya terhadap respon yang dipilih yaitu entrapment efficiency, buoyancy dan ukuran partikel. Formula optimum yang didapatkan selanjutnya dilakukan karakterisasi berupa yield, analisis SEM dan analisis FTIR. Has ii dari penelitian yang dilakukan yaitu Kecepatan pengadukan memiliki pengaruh dalam meningkatkan nilai entrapment efficiency dan buoyancy serta menurunkan ukuran partikel, sedangkan lama pengadukan memiliki pengaruh menurunkan nilai entrapment efficiency, buoyancy dan ukuran partikel. Interaksi kedua faktor tersebut dapat menurunkan nilai entrapment efficiency dan buoyancy, serta meningkatkan nilai ukuran partikel. Pada penelitian ini diperoleh formula optimum hollow microspheres ranitidin hidroklorida dengan kecepatan pengadukan 800 rpm dan lama pengadukan 2 jam. Formula optimum yang dihasilkan memiliki nilai entrapment efficiency sebesar 90,927 % ± 0,216, nilai buoyancy sebesar 79,528% ± 0,906 dan memiliki ukuran partikel sebesar 752,039 pm ± 26,645 , serta nilai yield sebesar 92,335 % ± 1,464_ Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa hollow microspheres yang dihasilkan memiliki bentuk yang sferis dengan rongga didalamnya. Hasil analisis FTIR menunjukkan tidak adanya interaksi yang terjadi antara bahan aktif obat dengan polimer.. Hasil verifikasi formula optimum menghasilkan data yang tidak berbeda berrnakna sehingga dapat disimpulkan bahwa desain yang digunakan tepat dan hasil prediksi desain dengan percobaan menghasilkan hasil yang sama.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]