Analisis Efektivitas Mesin Produksi Beras Jagung dengan Penerapan Total Produktive Maintenance (TPM) Pada CV. Obor Inti Boga Jember.
Abstract
Tercapainya target produksi perusahaan didorong dari proses produksi yang berjalan dengan efektif. Peningkatan produksi tidak terlepas dari faktor produksi manusia dan mesin yang saling berkaitan pada perusahaan. Kemampuan mesin dalam memproduksi merupakan bagian yang penting untuk mempengaruhi lancarnya proses memproduksi dan produk yang nantinya dihasilkan. Namun, dengan berjalannya waktu peralatan/mesin yang digunakan dalam memproduksi menimbulkan suatu masalah yang disebut downtime. Hal ini disebabkan kurangnya perawatan maupun pemeliharaan mesin dan tidak dilakukannya pengecekan secara berkala saat menggunakan mesin.
CV. Obor Inti Boga merupakan perusahaan produksi jagung pipil, beras jagung dan ampok (pakan ternak). Perusahaan ini beralamat di Dusun Gondosari, Tamansari, Wuluhan, Jember. Pada penelitian ini peneliti hanya fokus pada produksi beras jagung karena produksinya yang paling tinggi. Produksi beras jagung yang sangat tinggi tanpa adanya pemeliharaan yang rutin menyebabkan efektivitas mesinnya menjadi menurun. Berdasarkan hasil dari wawancara pada CV. Obor Inti Boga Jember kerusakan mesin yang terjadi setiap minggunya yaitu dua sampai tiga kali kerusakan pada setiap mesin produksi beras jagung. Pada CV. Obor Inti Boga terkadang menghasilkan produk yang tidak sesuai harapan seperti ada biji jagung yang tidak lepas dari tongkolnya, biji jagung pecah saat dipisahkan dari tongkolnya, saat penggilingan beras jagung tidak sesuai ukuran, dan tercampur dengan ampas.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mesin dengan penerapan Total Productive Maintenance (TPM) dengan menghitung nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE). OEE merupakan alat ukur tingkat efektivitas dalam pemakaian mesin dengan menghitung nilai Availability, Performance Efficiency, dan Quality Rate. Berdasarkan ketiga komponen diatas jika nilai OEE, Berada dibawah nilai standar JIPM senilai 85% maka perlu dilakukan analisis Six Big Losses untuk mengetahui kerugian yang menyebabkan nilai OEE rendah. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2019, dari perhitungan didapatkan rata-rata nilai OEE pada mesin pemipil sebesar 83,99% dan mesin penggiling sebesar 78,36%. Nilai OEE dari kedua mesin tersebut masih dibawah standar JIPM maka diperlukan rekomendasi perbaikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi untuk meningkatkan nilai OEE.
Kata kunci: TPM, OEE, Six Big Losses