dc.description.abstract | Kanker merupakan penyakit kronis, sehingga membutuhkan perawatan yang panjang dan berkelanjutan baik di pelayanan kesehatan ataupun perawatan di rumah. Masa perawatan yang panjang dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang akan dihadapi oleh pasien maupun keluarga. Salah satu pengobatan kanker yaitu kemoterapi. Penelitian sebelumnya menujukkan bahwa depresi sering terjadi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Depresi dapat berdampak pula pada pemenuhan Activity of Daily Living (ADL). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan depresi dengan ADL pada pasien kanker dengan kemoterapi di RS Tingkat III Baladhika Husada Jember. Variabel dalam penelitian ini adalah depresi sebagai variabel independen dan ADL sebagai variabel dependen. Desain yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan cara consecutive sampling. Sampel yang diteliti dihitung menggunakan rumus power analysis dalam aplikasi G*Power 3.1.9.2. Berdasarkan hasil perhitungan sampel menggunakan 0,3 untuk standar effect size, 0,05 untuk error probability, dan 0,08 untuk power (1- β error probability), maka diperoleh sampel sebanyak 84 responden. Sampel ditambah sebanyak 10% yaitu sebanyak 9 orang untuk mengantisipasi terjadinya drop out, Sehingga total akhir sampel adalah 93 responden. Kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan Beck Depression Inventory-II (BDI-II) untuk mengukur depresi dan Care Dependecy Scale (CDS) untuk mengukur ADL. Analisa data menggunakan uji korelasi spearman dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa depresi pasien kanker memiliki nilai median 9 dengan nilai minimal 1 dan nilai maksimal 26. Nilai median ADL sebesar 72 dengan nilai minimal 18 dan nilai maksimal 75. Hasil uji statistik menggunakan spearman correlation menunjukkan terdapat hubungan antara depresi dengan ADL di RS Tingkat III Baladhika Husada Jember (p=0,001; r=0,346). Hasil tersebut menunjukkan terdapat korelasi negatif dengan kekuatan korelasi lemah yang berarti bahwa semakin tinggi nilai depresi, maka semakin rendah nilai ADL pasien kanker dengan kemoterapi. Mekanisme hubungan depresi dan ADL dijelaskan dengan adanya efek stimulasi sitokin pada Hipotalamus Pituitari Adrenalin (HPA) axis dan sebagian melalui aktivasi corticotropin releasing hormone (CRH). Sekresi hormon CRH yang berlebihan dari hipotalamus dapat menimbulkan efek perilaku yang terlihat pada pasien yang menderita depresi, termasuk perubahan dalam aktivitas, nafsu makan dan tidur. Gejala depresi tersebut yang sering diasosiasikan dengan kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari. Pasien kanker dengan kemoretapi yang memiliki gejala depresi dapat menurunkan pemenuhan dalam ADLnya. Pengurangan gejala depresi berpegaruh pada kemampuan pemenuhan ADL pasien. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapatnya hubungan yang signifikan antara depresi dengan ADL pada pasien kanker dengan kemoterapi di RS Tingkat III Baladhika Husada Jember. Deteksi dini terhadap gejala depresi penting dilakukan untuk mencegah hambatan pasien kanker dalam pemenuhan ADL sehingga kualitas hidup pasien menjadi optimal. | en_US |